"Na, maafkan aku belum bisa pulang. Tugas ini memperpanjang jarak, tapi tidak memperpanjang rasa. Aku di sini baik-baik saja. Kamu jangan terlalu lelah bekerja, ya. Simpan ceritamu. Aku masih ingin menjadi tempatmu bercerita. Dan..kalau bisa, jangan jatuh cinta pada siapapun selama aku di laut. Karena aku sedang berjuang disini agar bisa kembali dan menikahimu."
Dina menekap surat itu ke dadanya. Air matanya jauh tanpa bisa di cegah. Tapi kali ini bukan air mata kehilangan, melainkan air mata bahagia karena dikuatkan oleh harapan.
Hari itu, Dina tidak menulis buku harian. Ia hanya membuka halaman kosong...dan menggambar sebuah dua titik kecil: satu perempuan, satu laki-laki berseragam. Dan di langitnya, ia tulis :
"Aku tetap di sini, Bang. Tempat pertama kamu pulang setelah pelayaran panjang."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI