"Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung elang terbang sendirian." ~ Bung Karno
Amerika Serikat (AS) dinobatkan sebagai negara yang memiliki kekuatan militer terkuat di dunia, disusul Rusia dan Tiongkok.
Selain itu AS juga menjadi negara dagang terbesar di dunia.
Mendekati periode akhir kepemimpinan Jokowi, AS melakukan "ancaman" perang terhadap Indonesia. Ancaman yang datang bukan berupa ekspansi bala tentara besar-besaran dengan lusinan alutsistanya yang akan mengancam jutaan penduduk Indonesia.
Presiden AS Donald Trump memberikan peringatan kepada Indonesia agar berhati-hati dalam hubungan perdagangan. Trump sudah memberi warning.
Katanya beberapa aturan mengenai special treatment tarif yang diberlakukan mau dicabut, terutama tekstil.
Hmmm, negara super power memang selalu saja melakukan tindakan seenaknya terhadap negara berkembang seperti Indonesia.
Ekonomi AS saat ini sedang mengalami pertumbuhannya. Mall penuh, restoran penuh, pengangguran paling kecil dan bertindak seenaknya mengancam untuk melakukan perang dagang kepada negara yang dirasa tidak berpihak padanya.
Trump juga telah mengancam hubungan dagang dengan Indonesia dengan mencabut sejumlah perlakuan khusus bagi komoditi Indonesia.
Bila perang dagang AS dengan Indonesia terjadi, yang pasti akan ada dampak yang cukup dirasakan oleh masyarakat dan para pelaku bisnis. Sebagai tujuan ekspor tentu saja dampak perang dagang akan merugikan komoditas asal Indonesia.
Tentu saja kebijakan yang terjadi menjelang Pemilu ini menimbulkan tanda tanya, seakan menunjukkan bahwa Jokowi tidak mendapat restu dari Trump untuk terpilih kembali di tahun 2019. AS melakukan tindakan ini sebagai langkah menggagalkan perekonomian pemerintah di delapan bulan terakhir.