Saat liburan kenaikan kelas dua, Kiki dan keluarganya yang terdiri dari dua kakak laki-laki, ayah, dan ibu, pergi berlibur ke rumah kakek. Rumah kakek terletak di desa terpencil dekat dengan hutan. Kiki selalu senang liburan ke rumah kakeknya karena dia bisa bermain bersama kawan-kawan dan menikmati hidangan lezat buatan nenek. Sayangnya, nenek sudah meninggal empat bulan lalu. Suasana di rumah kakek sekarang terasa berbeda. Kawan-kawan yang biasa bermain dengannya pun sudah tidak ada lagi karena mereka pindah ke kota.
Saat Kiki bertanya apa alasannya, orangtua Kiki menjelaskan tentang lapangan pekerjaan, biaya hidup semakin meroket, pertumbuhan penduduk, pemerintah dan hal lain yang tidak Kiki mengerti. Satu hal yang dapat Kiki tangkap adalah ucapan ayahnya.
"Mereka telah melakukan cara yang salah."
Hoo. Kiki mengangguk-angguk seolah paham segalanya. Dia setuju. Benar. Harusnya mereka tidak pindah agar Kiki bisa tetap bermain bersama kawan-kawannya. Kiki pun menghabiskan liburannya bersama para kakak. Tak hanya itu, Kiki juga diajak ke sawah dengan kakek, dia diajari menyabut rumput, memanen cabai dan tomat, hingga menawarkan hasil panen ke warung-warung. Hingga tak terasa waktu liburan di rumah kakek sudah berakhir.
Ibu Kiki mengemasi pakaian dan memasukkannya ke dalam koper. Kiki yang sedari tadi melihat mulai merasa heran karena baju-bajunya yang ada di lemari tak kunjung disentuh.
Ah, mungkin sengaja ditinggalkan di sini supaya liburan selanjutnya tidak repot-repot bawa lagi.
Saat mobil selesai dipanaskan, ayah, ibu dan kedua kakak Kiki bergegas memasuki mobil. Kiki hendak naik, namun tangan kakek memeluknya. Kiki nyaris menangis menyadari dirinya akan diinggal. Kemudian ayahnya berkata.
"Inilah cara yang benar."