Mohon tunggu...
Aulya Khirana Zas
Aulya Khirana Zas Mohon Tunggu... UIN IB PADANG

Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alasan Kita Sering Kena Distraksi saat Bekerja

10 Oktober 2025   09:02 Diperbarui: 10 Oktober 2025   09:02 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : gemini.ai(generate image)

Pernahkah Anda duduk di depan laptop, penuh semangat untuk menyelesaikan sebuah tugas penting? Anda membuka dokumen, mengetik beberapa kalimat pertama, dan tiba-tiba... ting! Notifikasi dari ponsel berbunyi. Anda berpikir, "Ah, cek sebentar saja." Lima belas menit kemudian, Anda baru sadar sudah tenggelam dalam linimasa media sosial, dan semangat kerja yang tadi membara kini tinggal asap.

Selamat, Anda tidak sendirian. Fenomena ini adalah perjuangan universal di era modern. Distraksi seolah menjadi musuh bebuyutan dari produktivitas. Kita tahu apa yang harus dilakukan, kita punya waktu untuk melakukannya, tapi entah kenapa perhatian kita begitu mudahnya teralihkan.

Tapi, apa sebenarnya yang membuat kita begitu rentan terhadap gangguan? Mengapa fokus menjadi barang mewah yang sulit dipertahankan? Jawabannya ternyata lebih kompleks dari sekadar "ponsel yang berisik". Mari kita selami alasan-alasan mendasar mengapa kita sering terkena distraksi saat bekerja, baik dari luar maupun dari dalam diri kita sendiri.

1. Distraksi Eksternal: Musuh yang Terlihat Jelas

Ini adalah kategori gangguan yang paling mudah kita kenali. Mereka datang dari lingkungan sekitar dan secara aktif mencuri perhatian kita.

  • Notifikasi Digital: Si Pencuri Perhatian UtamaInilah pelaku utamanya. Setiap bunyi ping, getaran, atau pop-up di layar adalah undangan untuk mengalihkan fokus. Email, pesan WhatsApp, notifikasi Instagram, berita terbaru---semuanya dirancang untuk menarik perhatian kita saat itu juga. Otak kita secara biologis terprogram untuk merespons hal-hal baru karena di zaman purba, hal baru bisa berarti ancaman atau peluang. Perusahaan teknologi memanfaatkan naluri ini dengan sempurna, menciptakan "jerat dopamin" yang membuat kita ketagihan untuk terus memeriksa. Setiap notifikasi memberikan sedikit rasa penasaran dan kepuasan instan, membuatnya sangat sulit untuk diabaikan.

  • Lingkungan Kerja yang Tidak MendukungTempat kita bekerja memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan kita untuk fokus. Kantor dengan konsep terbuka (open-office) mungkin bagus untuk kolaborasi, tapi sering kali menjadi sumber distraksi konstan. Suara rekan kerja yang sedang menelepon, obrolan di meja sebelah, atau orang yang lalu-lalang bisa dengan mudah memecah konsentrasi. Bahkan jika Anda bekerja dari rumah, gangguan seperti suara televisi, anggota keluarga yang mengajak bicara, atau bahkan tumpukan piring kotor di sudut mata bisa menjadi pemicu distraksi yang kuat.

  • Interupsi dari Orang Lain"Maaf, ganggu sebentar..." adalah kalimat yang sering kali menjadi awal dari hilangnya fokus selama 15-20 menit. Meskipun sering kali datang dengan niat baik, interupsi dari rekan kerja atau atasan adalah pembunuh produktivitas yang efektif. Penelitian menunjukkan bahwa setelah sebuah interupsi, otak kita membutuhkan waktu rata-rata 23 menit untuk bisa kembali fokus sepenuhnya pada tugas semula. Jika interupsi ini terjadi beberapa kali dalam sehari, bayangkan berapa banyak waktu produktif yang hilang.

2. Distraksi Internal: Musuh dalam Selimut

Inilah jenis distraksi yang lebih sulit diatasi karena sumbernya berasal dari dalam pikiran kita sendiri. Terkadang, kita adalah penyebab terbesar dari hilangnya fokus kita.

  • Pikiran Kita Sendiri yang Mengembara (Mind-Wandering)Anda sedang mengerjakan laporan, tetapi pikiran Anda melayang ke rencana liburan akhir pekan, memikirkan apa yang akan dimakan untuk makan malam, atau mengkhawatirkan masalah pribadi. Ini disebut mind-wandering. Otak kita secara alami tidak dirancang untuk fokus pada satu hal dalam waktu yang sangat lama. Ia cenderung melompat dari satu pemikiran ke pemikiran lain. Tanpa latihan mental yang cukup, pikiran kita akan selalu mencari jalan keluar dari tugas yang sedang dikerjakan, terutama jika tugas tersebut tidak terlalu menarik.

  • Tugas yang Terlalu Sulit atau MembosankanMari jujur, tidak semua pekerjaan itu menyenangkan. Ketika kita dihadapkan pada tugas yang terasa sangat sulit, rumit, atau monoton, otak kita secara otomatis akan mencari pelarian. Inilah saatnya scrolling media sosial atau menonton video lucu terasa jauh lebih menarik. Distraksi dalam kasus ini berfungsi sebagai bentuk prokrastinasi (penundaan) untuk menghindari perasaan tidak nyaman, stres, atau bosan yang ditimbulkan oleh tugas tersebut. Kita memilih kesenangan jangka pendek daripada usaha yang dibutuhkan untuk imbalan jangka panjang.

  • Kondisi Fisik dan Mental yang Kurang PrimaKemampuan kita untuk fokus sangat dipengaruhi oleh kondisi tubuh dan pikiran. Jika Anda kurang tidur, dehidrasi, atau lapar, otak tidak akan memiliki energi yang cukup untuk mempertahankan konsentrasi. Kadar gula darah yang rendah bisa membuat Anda mudah tersinggung dan sulit berpikir jernih. Selain itu, kondisi mental seperti stres, kecemasan, atau kelelahan emosional juga merupakan pencuri fokus yang luar biasa. Saat pikiran kita dipenuhi oleh kekhawatiran, hampir tidak ada ruang tersisa untuk berkonsentrasi pada pekerjaan.

Bagaimana Cara Melawannya?

Memahami akar masalah adalah langkah pertama. Setelah tahu penyebabnya, kita bisa mulai membangun strategi untuk melawan.

  1. Ciptakan Benteng Pertahanan Digital: Matikan notifikasi yang tidak penting di ponsel dan laptop. Gunakan aplikasi atau mode "Fokus" yang memblokir situs-situs pengalih perhatian selama jam kerja. Tetapkan jadwal khusus untuk memeriksa email dan media sosial, misalnya setiap dua jam sekali, alih-alih meresponsnya secara instan.

  2. Kendalikan Lingkungan Anda: Jika memungkinkan, cari tempat kerja yang tenang. Gunakan noise-cancelling headphones untuk meredam suara bising. Rapikan meja kerja Anda; lingkungan yang bersih dan terorganisir dapat membantu pikiran menjadi lebih jernih. Komunikasikan kepada rekan kerja atau keluarga kapan Anda membutuhkan waktu untuk fokus tanpa gangguan.

  3. Latih Otot Fokus Anda: Fokus adalah seperti otot, ia perlu dilatih. Teknik seperti Pomodoro (bekerja fokus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit) bisa sangat efektif untuk melatih otak agar terbiasa berkonsentrasi dalam interval waktu tertentu. Latihan mindfulness atau meditasi singkat setiap hari juga terbukti dapat meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan pikiran yang mengembara.

  4. Prioritaskan Kesejahteraan Diri: Pastikan Anda cukup tidur, minum air putih yang cukup, dan makan makanan bergizi. Jangan remehkan kekuatan istirahat singkat. Berjalan-jalan sebentar, meregangkan tubuh, atau sekadar melihat ke luar jendela selama beberapa menit dapat menyegarkan kembali pikiran dan energi Anda.

Kesimpulan

Distraksi adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan modern, tetapi bukan berarti kita harus pasrah padanya. Dengan mengenali bahwa gangguan tidak hanya datang dari luar tetapi juga dari dalam diri kita, kita bisa mengambil langkah-langkah yang lebih cerdas untuk mengatasinya.

Melawan distraksi bukanlah tentang memiliki kemauan baja yang sempurna, melainkan tentang membangun sistem dan kebiasaan yang cerdas untuk melindungi aset kita yang paling berharga: perhatian. Mengambil kembali kendali atas fokus Anda adalah investasi terbaik untuk produktivitas, kreativitas, dan kepuasan kerja yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun