Mohon tunggu...
Auliya Ahda Wannura
Auliya Ahda Wannura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Seorang Penulis freelance dan solo traveler.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jatuh Cinta: Mengelola Emosi dan Memperoleh Manfaat Sesuai Ajaran Islam

28 Februari 2024   11:01 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:04 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Setiap insan pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Cinta adalah karunia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang meliputi berbagai aspek kehidupan, mulai dari cinta kepada sesama manusia, harta, jabatan, hingga kepada sesuatu yang diinginkan. Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an menjelaskan tentang kecintaan manusia terhadap berbagai objek, sebagaimana firman-Nya:

"Dihiarkan kepada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang." (QS. Ali-Imran[3]: 14)

Namun, penting bagi kita untuk merenung dan mengelola cinta dengan bijak, terutama dengan mengikatnya dengan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tips untuk mengelola cinta dalam konteks Islam agar tidak menjadi malapetaka dalam hidup.

Pertanyakan Manfaatnya

Langkah pertama ketika merasakan cinta adalah bertanya pada diri sendiri, "Apa manfaatnya bagi hidup saya?" Cinta yang tidak memberikan manfaat baik dunia maupun akhirat sebaiknya dihindari. Sebagaimana prinsip dalam Islam, seorang mukmin berusaha meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Cinta yang tidak membawa kebaikan sejalan dengan ajaran Islam sebaiknya ditinggalkan.

Ikatan dengan Ridha Allah

Cinta yang sejati adalah cinta yang diikat dengan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala. Imam Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa cinta yang tidak diikat dengan keridhaan Allah, pelaksanaan perintah-Nya, dan ketaatan kepada-Nya adalah sesuatu yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu, selalu perkuat ikatan cinta dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah.

Gunakan Akal Pikiran

Ketika jatuh cinta, terutama kepada lawan jenis, jangan biarkan cinta mengalahkan akal pikiran. Akal pikiran adalah anugerah Allah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Hindari pengaruh cinta yang membuat akal pikiran lumpuh, sehingga kita dapat tetap berpikir jernih apakah cinta tersebut sesuai dengan ridha Allah atau tidak.

Kehilangan Kesempatan Berdzikir

Pertimbangkan berapa banyak waktu yang hilang untuk berdzikir kepada Allah ketika kita terlalu terfokus pada cinta dunia. Ingatlah bahwa mengingat seseorang terus-menerus, bahkan jika itu pasangan halal, dapat mengakibatkan kehilangan peluang untuk berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah. Sebaiknya, jagalah keseimbangan antara cinta duniawi dan ibadah kepada Allah.

Hindari Kesyirikan

Satu hal yang perlu diwaspadai adalah agar cinta tidak berubah menjadi kesyirikan. Kesyirikan cinta terjadi ketika kita meletakkan objek cinta di atas segala-galanya, bahkan di atas ketaatan kepada Allah. Belajarlah dari sejarah Nabi Nuh di mana masyarakat pada zaman itu mencintai wali-wali Allah dengan berlebihan hingga akhirnya berujung pada perbuatan kesyirikan.

Jatuh cinta adalah pengalaman alamiah yang dihadapi oleh setiap individu. Namun, sebagai muslim, penting bagi kita untuk mengelola cinta dengan bijak sesuai dengan ajaran Islam. Bertanya tentang manfaatnya, mengikatnya dengan ridha Allah, menggunakan akal pikiran, menjaga kesempatan berdzikir, dan menghindari kesyirikan adalah langkah-langkah penting untuk menjaga agar cinta tidak menjadi malapetaka dalam kehidupan kita. Semoga dengan memahami dan mengamalkan tips ini, kita dapat meraih keberkahan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam merasakan cinta. Wallahu a'lam bishawab.

-Ditulis Oleh (Sutono)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun