Sedikit mengupas tentang tokoh inspiratif itu, Greta Thunberg adalah aktivis lingkungan perempuan yang dengan lantang menyuarakan protesnya tentang kerusakan lingkungan di Swedia. Pendekatan gadis kelahiran 2003 itu unik. Setiap Jumat, Greta ngemper di Riksdag — DPR-nya Swedia — selama tiga minggu saat jam sekolah dengan membawa poster bertuliskan “Skolstrejk för klimatet”, mogok sekolah untuk iklim.
“Aku juga pingin deh... melakukan satu hal! Setidaknya, ya aku ada aksi untuk bumi ini,” ujar Nala, nadanya tenang dan penuh keyakinan.
Lewat sosok Greta-lah, pada 2021 ketika orang-orang masih takut ke luar karena wabah Covid, gadis yang suka makan buah setengah masak itu melakukan kampanye peduli lingkungan pertamanya.
Nala ditemani sepeda merah 200 ribu yang dibelikan Bapak, menyusuri kota Hujan sambil menyuarakan kesadaran lingkungan. Dengan poster kardus bekas bertuliskan “TIDAK ADA PLANET B” yang nangkring di depan stang kendaraan bebas emisi karbon itu, Nala is no longer aspire, she’s inspire.
Belum, itu baru bridging.
Dalam perjalanannya melakukan unjuk rasa krisis iklim atau climate strike ini, Nala bilang dia belajar banyak hal.
“Ternyata, gerakan ini berefek baik bagi perkembangan diriku. Dari cycle aku yang gengsi, nerima, ke bangga… itu kan bukan suatu hal yang mudah apalagi kalau aku (cuma) diam aja,”
Perempuan yang memiliki hobi memancing ikan itu juga membeberkan, jika sejak melakukan climate strike, dirinya tidak lagi mengenal yang namanya minder.
Nala menyadari, bahwa ada kepuasan tersendiri yang ia rasakan setiap menyelesaikan misi tersebut. Yang awalnya dibelenggu perasaan awkward karena dilihat orang-orang, kemudian mulai menerima dan biasa terhadap tatapan-tatapan bingung itu, hingga buncahan rasa bangga pada diri karena telah berbuat dan melakukan sesuatu.