Aku bukan orang yang sepeduli itu sama lingkungan. Isu krisis iklim, Jakarta tenggelam, sampah segunung-gunung, menurutku itu sesuatu yang wajar.
Bumi kan sudah tua, manusia jumlahnya berjuta-juta. Teramat maklum jika maha karya di TPA Bantar Gebang, persis gunung yang tidak mampu lagi didaki tek-tok saking tingginya. Kan, memang benar semua itu yang dituai dari kelakuan manusia-manusia. Sampah, menghasilkan sampah lainnya.
Itu aku, dua bulan lalu.
Sekarang, rasa greget dalam diriku saat ada orang sembarangan buang sampah, jadi lebih besar. Lebih menggunung. Perasaan itu jelas disulut dari pembicaraanku dengan Nala Aprilia—mahasiswi sekaligus aktivis lingkungan— akhir April lalu.
Sengaja kucuri waktu dia Senin pagi itu, meski lumayan mendadak saat aku minta kesiapannya untuk ngobrol-ngobrol santai. Kebetulan, dirinya bercerita baru sampai di kota asalnya, Bogor.
Mahasiswi Psikologi itu bisa dibilang rekan kampusku, beberapa kali sering kulihat wajahnya di linimasa Instagram dengan titel “aktivis lingkungan” mentereng di poster-poster kampanye. Barulah aku tahu, bahwa wajah manis khas teteh-teteh Bogor itu tenyata amat peduli dengan kondisi planet tempatnya tinggal.
Nala, panggilan akrabku padanya. Hanya beberapa kali kami bersua, tetapi aku langsung tahu kalau perangainya ramah, bak mbak-mbak Wardah. Sama seperti saat kami melakukan obrolan santai pagi itu, suaranya lembut, bahasanya tertata khas cendekiawan.
Dengan mata yang masih kriyip-kriyip, otakku langsung mengimajinasikan wajah Maudy Ayunda. Menurutku keduanya sama. Sama-sama cantik dan pintar. Bedanya, Nala sudah kenal aku, kalau Maudy sih, belum.
Melalui panggilan telepon pukul 08.00 itu — dan kepalaku yang kadang sliweran Maudy Ayunda — Maudy Ayunda eh maksudku Nala Aprilia, bertutur banyak tentang kariernya selama menjadi aktivis lingkungan.
Kalau kata Eugene Bell Jr, “Aspire to Inspire before you Expire!”, yakni bercita-cita dan menginspirasi sebelum kamu mati. Kutipan itu laiknya journey activism Nala, yang hanya karena satu nama, Greta Thunberg, teteh Bogor itu bercita-cita dan akhirnya terinspirasi terjun menjadi penggiat lingkungan.