Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar Bahasa Melayu?
Sebenarnya, bahasa Melayu merupakan permulaan dari bahasa nasional kita, yaitu bahasa Indonesia. Orang-orang terdahulu di Nusantara menggunakan bahasa Melayu sebagai pengantar dalam kehidupan sehari-hari karena strukturnya yang mudah dipahami dan dipelajari. Selain itu juga karena Melayu pada masanya merupakan lalu lintas jalur pelayaran dunia, sehingga menjadi tempat persinggahan bagi para pedagang yang selanjutnya tersebar dan bermukim di berbagai penjuru daerah Nusantara.
Eksistensi bahasa Indonesia sendiri terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dari masa penjajahan hingga pasca kemerdekaan, usaha untuk mengembangkan bahasa Indonesia dan kegiatan perencanaan bahasa (Language Planning) terus dilakukan dalam rangka pertahanan eksistensi bahasa Indonesia melalui penyelenggaraan berbagai kongres dan seminar.
Sebagai bahasa nasional, tentu bahasa Indonesia memiliki fungsi tersendiri bagi kalangan masyarakat. Yaitu sebagai alat pemersatu bangsa, alat administrasi dan pemerintahan, simbol identitas nasional, media propaganda dan pendidikan, dan sebagai katalisator diplomasi internasional.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, mencakup empat aspek utama:
Pertama, Bahasa Nasional sebagai simbol kebanggaan dan identitas bangsa sejak Sumpah Pemuda 1928, dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia.
Kedua, Bahasa Negara diatur dalam UUD 1945 Pasal 36, digunakan dalam administrasi negara, dokumen resmi, dan pendidikan.
Ketiga, Bahasa Persatuan berarti mempersatukan ribuan suku dan bahasa daerah, menghilangkan hambatan komunikasi, dan memperkuat rasa kebangsaan.
Keempat, Bahasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai alat untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, termasuk dalam pendidikan, literatur, dan adaptasi istilah teknologi. Dengan peran-peran ini, Bahasa Indonesia menjadi kunci dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di era globalisasi, bahasa Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang perlu disikapi dengan bijak. Tantangan utama meliputi pengaruh bahasa asing, penggunaan bahasa gaul yang berlebihan, dan minimnya literasi. Namun, globalisasi juga membuka peluang bagi Bahasa Indonesia di kancah internasional melalui diplomasi budaya, program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing), dan konten kreatif berbasis media digital.Â
Generasi muda memegang peran penting dalam menjaga dan mengembangkan Bahasa Indonesia dengan cara meningkatkan literasi digital, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta berpartisipasi dalam program BIPA dan diplomasi budaya. Dengan langkah-langkah ini, Bahasa Indonesia dapat tetap relevan dan berkembang di era digital.