PALAMÂ - Tim Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) Tahun 2025, Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), menggelar kegiatan edukasi dan literasi data untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam pencegahan stunting melalui program SKALTing: Sosialisasi, Konseling, Aksi Lapangan untuk Stunting di Posyandu Teratai, Kelurahan Palam, Kota Banjarbaru, Rabu (12/06/2025).
Program PDWA ini didanai oleh PNBP Universitas di Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat Tahun 2025 Nomor: 1932/UN8/PM/2025 dan diketuai oleh Nur Salam, S.Si., M.Sc., bersama enam dosen dari Program Studi S1 Statistika, yaitu Prof. Dewi Anggraini, S.Si. ,M.App.Sci., Ph.D., Dewi Sri Susanti, S.Si., M.Si., Selvi Annisa, S.Si., M.Si., Maisarah, S.Pd.I., M.Pd., Rifqi Aulya Rahman, S.Mat., M.Si., dan A. Fahmi Indrayani, S,Si., M.Stat. Program PDWA juga melibatkan empat orang mahasiswa Program Studi S1 Statistika, yaitu Ahmad Helmi Yasir, Aulia Naylan Muna, Dina Musyarafah, dan Nayla Aisha Sayidina.
Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan serius di Kalimantan Selatan dengan angka prevalensi mencapai 24,6 persen. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan penurunan stunting sebesar 10 persen pada tahun 2024 dan 15 persen pada tahun 2025 melalui berbagai program, termasuk peningkatan kapasitas Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan edukasi gizi. Meskipun demikian, hasil diskusi awal Tim PDWA pada Maret 2025 dengan Kader Posyandu Teratai, Kelurahan Palam, Kota Banjarbaru menunjukkan masih banyak kendala di lapangan, seperti rendahnya partisipasi ibu rumah tangga dalam penyuluhan, adanya orang tua yang menolak status stunting anaknya, serta kesulitan dalam menerapkan pola makan sehat karena anak lebih menyukai makanan manis dan camilan.
Berdasarkan kondisi tersebut, Tim PDWA kemudian menginisiasi Program Sosialisasi, Konseling, Aksi Lapangan untuk Stunting (SKALTing) sebagai bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Posyandu Teratai, Kelurahan Palam, Kota Banjarbaru. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orang tua dan kader posyandu, dalam memahami serta menerapkan upaya pencegahan stunting melalui edukasi gizi, pola asuh, dan penguatan peran keluarga. Dalam pelaksanaan program ini, tim pelaksana juga berkolaborasi den
gan Tim Pelayanan Krisis Kesehatan dan Epidemi Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Kemitraan strategis ini memungkinkan penggabungan antara pendekatan akademis dengan pengalaman praktis di lapangan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat tercipta perubahan perilaku dan peningkatan keterlibatan masyarakat dalam mendukung percepatan penurunan stunting di tingkat kelurahan/desa.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pemaparan materi sosialisasi dari Tim PDWA mengenai upaya penurunan stunting dan cara membaca grafik pertumbuhan anak pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Setelah itu, kegiatan diteruskan dengan sesi tanya jawab.
Selanjutnya, Tim Pelayanan Krisis Kesehatan dan Epidemi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan memberikan materi terkait gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selama kegiatan, peserta berkesempatan mengisi presensi dan kuesioner sebagai bagian dari evaluasi kegiatan. Setelah sesi edukasi, peserta juga mendapat pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan tensi dan pembagian obat. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan pembacaan doa.
Pengembangan Program SKALTing oleh Tim PDWA Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, ULM ini menunjukkan peran aktif perguruan tinggi dalam mendukung upaya pencegahan stunting melalui literasi data dan edukasi gizi di tingkat posyandu. Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kader posyandu dan orang tua, dalam memahami pertumbuhan anak serta mendorong percepatan penurunan stunting di Kalimantan Selatan.
Dalam kegiatan ini, Tim PDWA menyusun kuesioner yang memuat data terkait karakteristik ibu dan anak, catatan pertumbuhan anak, imunisasi anak, riwayat kesehatan ibu dan anak, serta penyuluhan gizi dan pola asuh. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, di mana Tim PDWA menuliskan jawaban peserta ke dalam kuesioner yang telah disiapkan. Selanjutnya, hasil kuesioner dianalisis menggunakan aplikasi statistika secara deskriptif untuk memperoleh gambaran kondisi serta menjadi bahan evaluasi bagi tim pelaksana dalam mengembangkan kegiatan selanjutnya.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar anak balita (93 persen) mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, sementara 7 persen tidak. Selain itu, 80 persen anak balita telah rutin memperoleh imunisasi dasar lengkap, meskipun masih terdapat 20 persen yang belum mendapatkannya. Dari sisi pengetahuan ibu balita, seluruh responden mengetahui apa itu stunting dan sepakat bahwa stunting dapat dicegah. Namun demikian, hanya 71 persen ibu yang pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi dan stunting sebelumnya, sementara 29 persen lainnya belum pernah.Â
Kegiatan PDWA ini memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kader posyandu dan orang tua, mengenai pencegahan stunting sekaligus menjadi langkah nyata perguruan tinggi dalam mendukung percepatan penurunan stunting di Kalimantan Selatan. Melalui evaluasi kuesioner yang mencakup aspek keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan keterukuran, kegiatan ini terbukti berdampak positif serta menjadi dasar bagi tim pelaksana dalam menyusun rencana keberlanjutan program di masa mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI