PengantarÂ
Bulan Ramadhan selalu membawa atmosfer spiritual yang hangat dan penuh berkah. Momen setelah sahur menjadi kesempatan emas untuk memperkaya diri secara spiritual, menjaga kesehatan, dan mempererat kebersamaan dengan keluarga dan tetangga.
Berikut adalah kisah kebiasaan saya setelah sahur yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan Ramadhan saya:
1. Hangatnya Kebersamaan di Meja Makan
Usai menyantap hidangan sahur, meja makan menjadi saksi bisu kehangatan keluarga. Bersama istri dan anak-anak tercinta, kami bercengkrama, berbagi cerita, dan saling mengingatkan untuk menjaga kesehatan selama berpuasa.
Canda tawa dan nasihat bijak dari istri, serta celoteh lucu anak-anak, menjadi melodi indah yang mewarnai pagi di bulan Ramadhan.
Tak lupa, kami saling mengingatkan untuk minum air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi dan terhindar dari rasa haus selama berpuasa.
Namun kadangkala momen tersebut tidak selalu berulang karena anak-anak mengantuk berat dan mereka cenderung diam menunggu azan subuh untuk selanjutnya tidur barang sejenak.
Kalau suasananya seperti ini, cerita lucu dan tawaran ngobrol tak lagi dapat respon he...he...
2. Menyapa Pagi dengan Menyegarkan Tubuh dan Pikiran
Sebelum azan subuh berkumandang, saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan ringan di dalam rumah selama lima menit.
Aktivitas sederhana ini membantu menyegarkan tubuh dan pikiran, serta mempersiapkan diri secara mental untuk menyambut datangnya waktu salat subuh.
Sambil berjalan, saya teringat saran khas dari ayah, yang akrab disapa "Apak," untuk menurunkan nasi saat sahur agar tidak sesak nafas.