Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memahami Kenapa Impor Beras Terus Meningkat, Pemerintah Jokowi Gagal Mengambil Pelajaran dari Negara Lain

1 Maret 2024   09:55 Diperbarui: 1 Maret 2024   10:42 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tabloidsinartani.com/uploads/news/images/inline/200804113827-155.jpg

Dalam dunia yang penuh dengan persaingan pasar global, menjadi negara eksportir beras yang sukses adalah pencapaian yang tidak hanya menunjukkan kemampuan produksi yang efisien tetapi juga strategi perdagangan yang cerdas. Thailand, Pakistan, dan Vietnam telah membuktikan diri sebagai pemain utama dalam ekspor beras global. Mari kita pelajari bagaimana ketiga negara ini mencapai kesuksesan mereka dan apa yang bisa dipelajari oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Thailand telah lama dikenal sebagai 'Lumbung Padi Asia', berkat sistem irigasi yang efisien dan varietas padi yang berkualitas tinggi seperti Jasmine Rice. Pemerintah Thailand mendukung petani dengan subsidi dan insentif, serta mempromosikan beras Thailand di pasar internasional melalui pameran dagang. Dengan populasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan produksi berasnya, Thailand memiliki surplus beras yang memungkinkan mereka untuk mengekspor.

Pakistan, dengan dataran Indus yang subur, telah berhasil menempatkan dirinya sebagai eksportir beras terbesar di dunia. Pemerintah Pakistan mendukung petani dengan subsidi pupuk dan benih, serta insentif pajak untuk eksportir. Teknologi pertanian yang maju dan diversifikasi pasar ekspor telah membantu Pakistan mengurangi risiko fluktuasi permintaan dari satu pasar tertentu.

Vietnam, yang pernah belajar dari Indonesia, kini telah bertransformasi menjadi eksportir beras terbesar kedua di dunia. Pembangunan sistem irigasi yang efisien, adopsi mekanisasi pertanian, sistem pengolahan dan penyimpanan yang baik, serta diversifikasi produk beras adalah kunci sukses Vietnam. Pengembangan brand beras nasional juga telah membantu Vietnam memperkuat posisinya di pasar internasional.

Produksi Beras dan Pertumbuhan Ekspor Thailand, Pakistan, dan Vietnam

Thailand telah lama dikenal sebagai salah satu eksportir beras terbesar di dunia. Dalam dekade terakhir, negara ini mengalami fluktuasi dalam produksi beras, namun tetap mempertahankan posisinya sebagai pemain kunci di pasar global. Pada tahun 2023, Thailand mencatat ekspor beras yang meningkat 10% dari tahun sebelumnya. Meskipun menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan persaingan pasar, Thailand berhasil mengekspor 7,7 juta ton beras pada tahun 2022.

Pakistan, negara yang terkenal dengan beras Basmati-nya, telah menunjukkan peningkatan dalam produksi dan ekspor beras. Pada tahun 2018, beras merupakan 7,4% dari total ekspor negara. Dengan peningkatan ekspor sebesar 18,3% pada Desember 2020 dibandingkan tahun sebelumnya, Pakistan menunjukkan potensi pertumbuhannya. Pada tahun 2023, Pakistan terus memperkuat posisinya di pasar internasional dengan ekspor yang signifikan ke berbagai negara, termasuk Indonesia.


Vietnam, sebagai salah satu produsen beras terbesar di Asia, telah mencatat rekor baru dalam ekspor beras. Pada tahun 2023, negara ini mencapai ekspor tertinggi sejak 1989 dengan hampir 7,8 juta ton beras. Dengan strategi yang fokus pada peningkatan kualitas dan branding, Vietnam berhasil meningkatkan harga ekspor berasnya ke angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun yang sama, Vietnam juga mencatat peningkatan ekspor beras ke Indonesia lebih dari 10 kali lipat.

Kebijakan Menghadapi El nino

Ketiga negara, Thailand, Pakistan, dan Vietnam, telah mengimplementasikan kebijakan yang beragam untuk mengatasi dampak El Nio, yang sering kali menyebabkan cuaca ekstrem seperti kekeringan yang dapat mengganggu produksi pertanian. Berikut adalah contoh penerapan kebijakan mereka:

Thailand mempersiapkan sistem irigasi yang lebih baik untuk mengatasi kekeringan yang disebabkan oleh El Nio. Negara ini juga mengembangkan benih yang tahan terhadap kekeringan. Thailand juga meningkatkan efisiensi dengan memperluas skala usaha pertanian. Pemerintah Thailand meminta petani untuk menanam cukup satu kali pada panen tahun ini dari yang biasanya dua kali panen untuk menghemat penggunaan air.

Pemerintah Pakistan menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai salah satu cara untuk menghadapi potensi terjadinya El Nio. Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki saluran irigasi dan mendukung pertanian di tengah kekeringan.

Perdana Menteri Vietnam memerintahkan untuk meningkatkan produksi dan ekspor beras, sambil memastikan ketahanan pangan nasional dalam segala keadaan. Vietnam berfokus pada peningkatan produksi dari sentra-sentra pertanian utama untuk mencapai target produksi beras nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun