Pengantar
Israel, sebuah negara dengan kekuatan ekonomi yang signifikan di kawasan Timur Tengah, tidak terkecuali akan terkena dampak konflik yang terjadi di wilayahnya, terutama perang yang melibatkan Gaza. Kekuatan ekonomi Israel, yang terkenal dengan inovasi, teknologi canggih, dan sektor keuangan yang kuat, telah mengalami tantangan serius akibat ketegangan yang berlangsung dalam konflik tersebut. Perang yang terjadi antara Israel dan Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 sampai hari ini telah menghadirkan dampak yang tak terbantahkan terhadap ekonomi Israel. Konflik tersebut tidak hanya menelan korban jiwa dan menimbulkan penderitaan manusia, tetapi juga merusak struktur ekonomi negara tersebut secara menyeluruh. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana perang Gaza telah memengaruhi berbagai aspek ekonomi Israel, serta implikasinya terhadap hubungan ekonomi dengan negara lain, termasuk Indonesia. Beberapa judul berita bombastis telah menulis bahkan sampai ada rakyat Israel sudah jatuh miskin dan mulai antri makan. Pernyataan ini sebagian ada benarnya karena pemukim kependudukan di perbatasan Gaza dan Lebanon sudah mengungsi ke tempat aman di berbagai kota lainya yang di rasa aman. Melalui analisis yang mendalam, kita dapat mengeksplorasi dampak langsung dan tidak langsung dari konflik tersebut terhadap perekonomian Israel, serta langkah-langkah yang mungkin diperlukan untuk memulihkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Dampak Perang Gaza Terhadap Ekonomi Israel
Konflik antara Israel dan Hamas di Gaza hingga hari ini telah memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung. Artikel ini akan membahas beberapa aspek ekonomi Israel yang terpengaruh oleh perang, seperti pengeluaran publik, perdagangan, pariwisata, investasi, pasar tenaga kerja, rantai pasokan, nilai tukar, utang, inflasi, dan pertumbuhan. Selain itu, akan dibahas juga hubungan ekonomi Israel dengan Indonesia, salah satu pasar berkembang utama, dan bagaimana perang tersebut mempengaruhi kerjasama antara kedua negara.
Pengeluaran Publik
Salah satu dampak langsung perang terhadap ekonomi Israel adalah peningkatan pengeluaran publik untuk mendanai operasi militer di Gaza. Menurut laporan pemerintah Israel, biaya perang mencapai USD 7,8 miliar atau sekitar Rp 120,9 triliun hanya selama 11 hari saja pada bulan November, yang sebagian besar digunakan untuk membeli amunisi, bahan bakar, peralatan militer, serta pembayaran gaji dan tunjangan bagi tentara dan personel keamanan. Pengeluaran publik Israel meningkat 10,5% pada Oktober 2023, sementara penerimaan pajak menurun 2,5%. Akibatnya, defisit anggaran Israel mencapai 2,6% dari PDB dalam 12 bulan sebelumnya, melebihi target 2,5% yang ditetapkan oleh pemerintah.
Perdagangan
Dampak tidak langsung perang terhadap ekonomi Israel adalah penurunan perdagangan antara Israel dan negara lain, baik sebagai mitra maupun pesaing. Perang menyebabkan gangguan dalam transportasi, logistik, dan rantai pasokan, yang menghambat arus barang dan jasa ke dan dari Israel. Perang juga menimbulkan penurunan permintaan, kepercayaan, dan kerjasama dari negara-negara yang tidak mendukung atau menentang Israel. Perang juga menyebabkan pergeseran pasar, di mana negara tetangga Israel, seperti Yordania, Mesir, dan Turki, mengambil keuntungan dari penurunan pasokan dari Israel dan meningkatkan ekspor mereka ke negara lain.
Pariwisata
Salah satu sektor ekonomi Israel yang paling terpukul oleh perang adalah pariwisata. Pariwisata merupakan sumber pendapatan dan lapangan kerja penting bagi Israel, yang menyumbang sekitar 7% dari PDB Israel. Perang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan, pembatalan penerbangan, dan penutupan hotel, yang berdampak negatif terhadap pendapatan, pekerjaan, dan investasi di sektor ini. Menurut perkiraan Asosiasi Hotel Israel, kerugian sektor pariwisata akibat perang mencapai USD 500 juta per bulan. Menurut laporan terbaru, kunjungan wisatawan ke Israel sudah menurun sangat drastis bahkan mendekati nol.
Investasi
Dampak tidak langsung perang terhadap ekonomi Israel adalah penurunan investasi, baik domestik maupun asing, di Israel. Investasi merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan lapangan kerja di Israel, yang menyumbang sekitar 20% dari PDB Israel. Perang menyebabkan penurunan kepercayaan investor, peningkatan biaya pinjaman, dan penurunan nilai saham, yang menghambat arus modal ke dan dari Israel. Perang juga menyebabkan penundaan atau pembatalan proyek-proyek investasi, terutama di sektor-sektor yang terkena dampak perang, seperti teknologi, pariwisata, dan infrastruktur. Menurut perkiraan Bank Sentral Israel, investasi di Israel diperkirakan menurun sekitar USD 1 miliar per bulan akibat perang.
Pasar Tenaga Kerja
Dampak tidak langsung perang terhadap ekonomi Israel adalah menurunnya kinerja pasar tenaga kerja di Israel. Pasar tenaga kerja adalah salah satu indikator yang mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, yang mempengaruhi pendapatan, konsumsi, dan kesejahteraan. Perang menyebabkan penurunan permintaan tenaga kerja, peningkatan pengangguran, dan penurunan upah, yang berdampak negatif terhadap pendapatan, konsumsi, dan kesejahteraan masyarakat. Menurut data Biro Statistik Israel, tingkat pengangguran di Israel meningkat dari 4,1% pada September 2023 menjadi 4,8% pada Oktober 2023, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja menurun dari 63,9% menjadi 63,4%. Angka ini terus meningkat seiring semakin tingginya eskalai perang. Perang Israel bukan hanya dengan Hamas di Gaza tetapi sudah melibatkan kelompok yang lebih luas dengan Lebanon, Syria, Iraq dan Yaman. Bahkan Israel dan Iran juga sudah menyatakan siap perang.
Rantai Pasokan
Dampak tidak langsung perang terhadap ekonomi Israel adalah terganggunya rantai pasokan di Israel. Rantai pasokan adalah jaringan yang menghubungkan produsen, distributor, dan konsumen barang dan jasa, yang mempengaruhi efisiensi, kualitas, dan biaya produksi dan konsumsi. Perang menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, seperti jalan, bandara, pelabuhan, dan jembatan, yang menghambat transportasi dan logistik. Perang juga menyebabkan kekurangan bahan baku, komponen, dan barang jadi, yang menghambat produksi dan konsumsi. Menurut data Biro Statistik Israel, indeks produksi industri di Israel menurun 1,7% pada Oktober 2023, sementara indeks penjualan ritel di Israel menurun 2,4%.
Nilai Tukar
Dampak tidak langsung perang terhadap ekonomi Israel adalah melemahnya nilai tukar mata uang Israel, yaitu shekel, terhadap mata uang lain, terutama dolar AS. Nilai tukar adalah harga relatif antara dua mata uang, yang mempengaruhi daya beli, daya saing, dan neraca pembayaran suatu negara. Perang menyebabkan penurunan kepercayaan investor, peningkatan permintaan akan aset-aset yang dianggap aman, seperti dolar AS, dan peningkatan permintaan akan mata uang asing untuk membiayai impor dan utang. Menurut data Bank Sentral Israel, nilai tukar shekel terhadap dolar AS melemah dari 3,48 pada September 2023 menjadi 3,62 pada Oktober 2023, sementara nilai tukar shekel terhadap rupiah melemah dari 2.614 pada September 2023 menjadi 2.683 pada Oktober 2023.
Utang
Dampak tidak langsung perang terhadap ekonomi Israel adalah meningkatnya utang publik dan luar negeri Israel. Utang publik adalah jumlah pinjaman yang dimiliki oleh pemerintah, baik dari dalam maupun luar negeri, yang mempengaruhi kemampuan fiskal, kredibilitas, dan stabilitas suatu negara. Utang luar negeri adalah jumlah pinjaman yang dimiliki oleh seluruh sektor ekonomi, baik pemerintah maupun swasta, dari luar negeri, yang mempengaruhi kemampuan pembayaran, ketergantungan, dan kerentanan suatu negara. Perang menyebabkan peningkatan pengeluaran publik, penurunan penerimaan pajak, dan penurunan nilai tukar, yang mengakibatkan peningkatan utang publik dan luar negeri Israel. Menurut data Bank Sentral Israel, utang publik Israel mencapai 75% dari PDB pada akhir 2023, naik dari 72,4% pada akhir 2022, sementara utang luar negeri Israel mencapai USD 118 miliar pada akhir 2023, naik dari USD 112 miliar pada akhir 2022.