(Membaca  Film yang Menggambarkan Sekilas Perjuangan Romero)
RD. SIRILUS SAN
Pengantar
Salah satu pertanyaan yang kerap kali muncul ketika berbicara tentang gereja dan politik adalah apakah gereja bisa  berpolitik? Politik itu adalah aktivitas manusia. Sejak manusia memiliki hati nurani, maka kegiatan politik dari kodratnya bermoral.[1]
Menurut Plato dan Aristoteles berpolitik itu pada dasarnya merupakan usaha yang luhur. Politik harus melayani kepentingan kebenaran dan kebaikan. Pemerintah harus memimpin rakyatnya dengan adil dan bijaksana dan tidak boleh bertindak keras terhadap mereka kecuali kalau mereka melanggar hukum.
Politik dalam pandangan Plato dan Aristoteles ini selalu berkaitan erat dengan hakikat dasar manusia yang mau membentuk komunitas demi peningkatan mutuh kehidupannya. Berpolitik berarti mengusahakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat umum demi kemajuan hidup bangsa sesuai dengan harkat kemanusiaannya dan demi persahabatan dan perdamaian antara bangsa. Berpolitik berarti melayani dan bukan main kuasa.[2]
Pada dasarnya politik tergolong dalam beberapa bentuk dan salah satu diantaranya adalah politik kemanusiaan. Politik kemanusiaan adalah aktivitas politik yang memperjuangkan kesejahteraan banyak orang. Politik kemanusiaan selalu berorientasi pada kepentingan umum. Politik ini diidentikan dengan politik moral.
Politik kemanusiaan selalu dihubungkan dengan pribadi atau kelompok yang tidak terlibat lansung dalam pencaturan perebutan kekuasaan tetapi yang memainkan politik sebagai kepedulian sosial dan tanggung jawab serta panggilan sebagai warga negara. Dalam politik kemanusiaan, harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai dasariah hidup manusia dan kebaikan bersama menjadi tujuan pertama dan utama.
Politik dalam artian ini sesungguhnya sudah ditunjukan dan dimainkan oleh Yesus. Yesus selama berkarya di muka bumi ini sangat aktif memperjuangkan tegaknya nilai-nilai keadilan, kebenaran, kesejahteraan, dan kemajuan peradaban dalam masyarakat. Politik Yesus tidak berorientasi merebut kekuasaan atau pemerintahan, tetapi politik kemanusian atau moral.
Sosok Romero, uskup Agung El Salvador juga memerankan politik kemanusiaan ini. Beradapan dengan ketidakadilan dan kekejaman pemerintah El Savador, Romero tampil sebagai seorang pejuang kemanusiaan. Meskipun pada akhirnya Romero tewas oleh tindakan kekejian dan kebengisan para penguasa yang  mengabaikan kebenaran dan menginjak-injak martabat manusia.
Namun sosok Romero dan nilai-nilai yang diperjuangkannya tetap abadi dikenang dan memberikan  inspirasi berarti bagi banyak orang. Sampai pada titik ini dapat dikatakan bahwa kebenaran itu akan selalu ada dan terus hidup sekalipun diinjak-injak. Â
- Latar Belakang El SavadorÂ