Mohon tunggu...
Audy Pramudita
Audy Pramudita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Never surrender

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lapisan Kehidupan

5 Desember 2020   21:53 Diperbarui: 5 Desember 2020   21:58 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terang menatap semburat kepalsuan

Menerjang badai dibawah kesengsaraan

Bisikan angin mengajarkan keseimbang

Menepi menghadang karang yang mulai terkikis sambaran gelombang

Terlihat paras yang mengutamakan ego berdagu rembulan

Cukup jelas dengan rayuan tahta yang gemilang

Permudah insan berkoin segudang tambak

Menurunkan insan bersajak rombengan

Menurunkan pandang menuju ke dasar

Tampak puing rapuh berjejeran lubang

Mencari rupiah dengan menggores badan

Tak berdaya, pejam akan rasa sakit

Runtuh batin akan cacian

Sungguh dua rasa yang tertanam

Menangguhkan akan sebuah perjuangan

Berkelana menyusuri seluruh angkara

Antara pundak - pundak bernyawa dan ranah curam perenggut nyawa

Terdiam terbayang dua kelana penuh geleng kepala

Siapa bertahta yang merdeka?

Siapa bersudra yang terhina?

Pelengkap hidup tatanan pundak tangga

Bumi masih memutar tangga

Yang sampai ke ranah awan akan kembali ke tanah

Semua selalu berkebalikan tuk merangkai keadilan menjunjung realita tanpa kepalsuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun