Blue
Kesedihan seperti lautan yang tidak dapat diukur dalamnya.
Hari ini acara kampus ku akan digelar. Acara kampus ku akan diselenggarakan di aula besar, theater dan lapangan yang terletak di kampus. Di aula akan dipamerkan hasil lkarya lukis, foto dan seni rupa. Sedangkan di lapangan dan theater yang ada di samping aula akan diselenggarakan drama dan pentas seni. Ara dan aku sedang bersiap untuk menuju kampus. Ara akan tampil di tengah acara, sedangkan aku harus bersiap untuk memberikan tiga lukisan yang telah aku buat dalam dua bulan lebih ini.
"Kamu deg-degan Win?" tanya Ara yang sedang berjalan di samping ku.
"Tidak, aku rasa kamu yang deg-degan ya?" goda ku. "Tapi tenang Ra, aku tahu kamu bisa. Usaha kamu dan bakat kamu tidak akan mengecewakan mu." tambah ku saat melihat muka Ara yang pucat.
Dia hanya mengangguk mendengar omongan ku. Aku tahu dia pasti deg-degan berat. Kalau aku berada diposisinya aku juga akan merasakan hal yang sama. Aku sudah tidak merasakan beban hari ini, aku sudah menyelesaikan tugas ku. sedangkan dia hari ini adalah hari besarnya, hari ini usahanya akan dinilai dan dilihat semua orang. Aku berdoa semoga dia akan berhasil.
"Kamu jangan gugup. Aku akan menonton mu."
"Hmm, aku takut suara ku pecah Win."
"Hei, tenang tidak akan. Aku yakin kamu pasti bisa."
"Kamu benar akan menonton ku kan?" tanyanya.
"Iya, aku akan berteriak paling kencang saat kamu tampil. Kamu akan tampil ditengah acara kan? Jam dua siang?" tanya ku untuk meyakinkan.
"Iya, nanti aku akan ke pameran mu juga. aku belum melihat lukisan mu. kamu jahat tidak membiarkan aku untuk melihatnya." Ucapnya sambil berusaha mengintip lukisan yang aku bawa.