Mohon tunggu...
Audhino Galih P
Audhino Galih P Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota ITS'15

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serba-serbi Permukiman Kumuh di Indonesia

15 Desember 2015   15:01 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 3452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi yaitu sekitar 1,45% dan menempati posisi ke enam setelah Laos (2,3% per tahun) Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80% per tahun), Brunei Darussalam (1,9% per tahun), Kamboja (1,8% per tahun). Dengan pertumbuhan yang bisa dikatakan tinggi apabila tidak diiringi dengan kebijakan pemerintah maka akan menimbulkan beberapa dampak negatif salah satunya adalah meningkatnya permukiman kumuh.

Permukiman kumuh adalah sebuah permukiman dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miskin. Permukiman kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar di dunia. Permukiman kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi sehingga dapat pula menjadi sumber masalah sosial seperti kejahatan, obat-obatan terlarang dan minuman keras. Di berbagai negara miskin, permukiman kumuh juga menjadi pusat masalah kesehatan karena kondisinya yang tidak higenis.

Beberapa indikator yang dapat dipakai untuk mengetahui apakah sebuah Permukiman tergolong kumuh atau tidak adalah diantaranya dengan melihat : Tingkat kepadatan Permukiman, Kepemilikan lahan, kualitas drainase, ketersedian air bersih, kondisi air limbah, kondisi persampahan ,serta kualitas sarana dan prasarana yang ada dalam Permukiman tersebut.

Data quick count survey Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunjukkan hingga Oktober 2014, terdapat 38.431 Ha yang tersebar di negeri ini. Itu tandanya masih banyak penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di Permukiman kumuh. Berikut adalah Faktor timbulnya permukiman kumuh adalah :

  • Pola Pikir Penduduk

Penduduk beranggapan bahwa hidup di kota  mampu memberikan pekerjaan yang layak. Dengan itu mereka pergi ke kota tanpa mempertimbangkan kualitas pendidikan yang ia miliki.

  • Faktor Migrasi dan Urbanisasi

Migrasi atau urbanisasi intinya adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Bagi kota yang mulai padat penduduknya, pertambahan penduduk tiap tahunnya jauh melampaui penyediaan kesempatan kerja didalam wilayahnya sehingga dirasakan menambah berat permasalahan kota. Tekanan ekonomi dan kepadatan tinggal bagi kaum urban memaksa mereka menempati daerah-daerah pinggiran (slum area) hingga membentuk lingkungan permukiman kumuh.

  • Faktor Lahan di Perkotaan

Pertumbuhan dan perkembangan kota yang sangat pesat telah menyebabkan berbagai persoalan serius diantaranya adalah permasalahan perumahan. Permasalahan perumahan sering disebabkan oleh ketidakseimbangan antara penyediaan unit hunian bagi kaum mampu dan kaum tidak mampu di perkotaan. Di samping itu sebagqi kaum yang tidak kurang mampu mereka tidak menguasai pendidikan untuk menopang kehidupannya, sehingga kaum yang kurang mampu ini tidak mampu untuk membeli hunian lalu mereka memilih untuk tinggal di Permukiman kumuh.

  • Faktor Sosial Ekonomi

Pada umumnya penduduk di Permukiman kumuh ini adalah mereka yang berpendapatan rendah karena keterbatasan lapangan pekerjaan. Dengan pendapatan rendah maka mereka tidak mempunyai kemampuan untuk membeli rumah layak huni.

  •  Faktor Sosial Budaya

Struktur sosial penghuni lingkungan permukiman sangat majemuk dengan beragam norma-norma sosialnya masing-masing. Keragaman ini kadang-kadang menimbulkan kesalahpahaman, saling tidak percaya antar penghuni, yang menyebabkan rendahnya tingkat kualitas hubungan dengan tetangga. Masing-masing mengikuti struktur hubungan antar sesama dan budaya yang beragam, yang mempengaruhi bagaimana sebuah individu, keluarga dan tetangga dalam berinteraksi di lingkungannya. Sehingga kadang-kadang menyulitkan upaya membentuk suatu lembaga yang berbasis pada komunitas atau upaya-upaya peningkatan kesejahteraan bersama.

  • Faktor Tata Ruang

Permukiman kumuh merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari struktur kota. Oleh karena itu perancangan suatu kota harus didasarkan pada daya dukung termasuk daya dukung yang rendah pada Permukiman kumuh.

  • Faktor Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun