Mohon tunggu...
Auda Zaschkya
Auda Zaschkya Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan. Pernah jadi wartawati.

Realita adalah Inspirasiku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Perempuanku, Namun Bukan Milikku

7 September 2012   00:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1346947848819550848

Aku melihatnya yang tetap diam, mungkin ia marah pikirku namun aku harus mendapatkan jawaban saat ini maka aku memberanikan diri bertanya, “Na, gimana? Jawab dong.. kamu cinta ‘gak sama aku? Aku tau, aku ‘gak romantis ya? Maaf ya Na.. aku Cuma pengen kamu jawab, Ya atau nggak. Kalau iya, berarti kamu mau jadi pacar aku. Kalau ‘gak, berarti kita tetap berteman saja dan lupain aja kebodohanku ini ya Na.”

Seketika Rina pun akhirnya tersenyum dan ia berkata, “Maaf, aku ‘gak cinta sama kamu Za.” Seketika itu juga aku merasa tubuhku lunglai. Aku tak tahu, masih dapatkah aku beranjak pulang. Yang ada dalam kepalaku adalah aku telah kecewa.

“Tapi aku mencintaimu.” Lanjutnya kemudian sambil tertawa. Aku terkejut, sambil berusaha tertawa dan berkata, “Ah,, kamu yang benar Na? Kalau benar, mulai malam minggu ini kita malam mingguan ya.”

“Baiklah kalau begitu, kita malam mingguannya dirumah aja ya, sambil ngobrol-ngobrol kalau perlu sambil buat PR.” Senyumnya kemudian.

Mulai malam minggu itu, cerita cinta kami dimulai. Walaupun kami memulainya saat kami masih sama-sama duduk dikelas 1 SMA, tapi hubungan kami terus berjalan tanpa pernah ada masalah sampai kami lulus SMA.

Dimana ada Reza, disitu ada Rina dan begitu pula sebaliknya. Saat memilih jurusan untuk SPMB pun kami saling bertukar pikiran. Bagiku, Rina yang pendiam dan penurut itu adalah seseorang yang mampu memberikan pandangan yang masuk akal kepadaku. Ya.. Rina memang perempuan cerdas yang tak hanya pintar di sekolah namun wawasannya luas.


Kamipun dapat melewati SPMB dengan lancar dan kami diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kotaku. aku di Fakultas Hukum dan Rina di Fakultas Sastra, tepatnya Sastra Inggris. Kami memulai perkuliahan seperti biasa. Beberapa bulan kemudian, aku mencoba untuk bergelut di dunia televisi dan berhasil menjadi presenter disana. Sementara Rina, tetap berkonsentrasi dengan kuliahnya.

Hubungan ini berjalan lancar dari tahun ke tahun hingga tak terasa sudah tujuh tahun cinta ini telah kami rajut, dan Rina pun telah diterima bekerja sebagai costumer service di sebuah Bank Swasta di kota kami. Sementara aku? Masih setia bersama dunia broadcaster dan kuliah hukumku.

***

Di Sabtu siang itu, Rina mengajakku bertemu. Ditelepon ia mengatakan ada hal yang harus ia bicarakan. Kelihatannya ini serius. Setelah jadwal pekerjaanku, bergegas aku pergi untuk menemuinya di cafe biasa. Setelah memesan makanan, Rina pun mengatakan, “Za, aku dijodohkan oleh orang tuaku dengan anak temannya namun aku tak mencintainya. Aku telah berkata, aku telah memiliki kekasih, namun orang tuaku malah menyuruh kita untuk putus saja. Bagaimana ini? Aku tak mencintainya. Hatiku telah seutuhnya ke kamu Za.”

“Cubit aku Na, supaya aku tahu bahwa aku sedang bermimpi.” Ujarku. “Kamu ‘gak mimpi kok Za, itulah kenyataannya dan bulan depan kami akan bertunangan.” Rina meneruskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun