Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

World Cup 2022 adalah Boxoffice

17 Desember 2022   16:00 Diperbarui: 17 Desember 2022   16:07 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source Image: The Sporting News

Piala dunia 2022 adalah perhelatan Sepakbola yang akan selalu terkenang dan tersimpan dalam memori kita semua. Betapa banyaknya kejutan dan momen indah dalam turnamen yang dinanti-nantikan ini. Sebuah panngung terakhir dari banyaknya pemain bintang yang telah mewarnai dunia persepakbolaan dalam dekade terakhir ini. Semua pemain telah memberikan yang terbaik dalam membela negaranya dengan semaksimal mungkin.

Sepakbola adalah olahraga yang mampu menyatukan seluruh masyarakat, tidak memandang status dan jabatan semuanya menjadi satu dalam urusan menonton olahraga ini. Piala dunia kali ini benar-benar  telah memanjakan mata para penonton sungguh-sungguh perhelatan yang fantastis. Banyak kisah dramatis yang sepertinya sangat sulit untuk terulang lagi. Siapa yang mengira bahwa kita akan menyaksikan Maroko dan Kroasia masuk dalam 4 tim terbaik dalam turnamen ini?

Dalam memprediksi piala dunia kebanyakan dari kita semua akan mengutamakan yang namanya logika. Agar prediksi kita benar maka cenderung kita akan memikirkan hasil melalui komposisi pemain,statistik dan cara bermain. Tetapi dalam ajang semegah ini semuanya itu tidak ada artinya, tak peduli seberapa hebat pemain bermain klubnya masing-masing tetapi saat piala dunia tiba dan dia tidak bisa memberikan yang terbaik maka siap atau tidak negaranya akan lebih dahulu angkat koper.

"Its about who wants it more" siapa yang lebih menginginkannya, rela mati-matian selama 90 menit dan memberikan lebih dari sekedar kapasitas diri sendiri. Jerman,Belgia dan Uruguay adalah korban realita dari prinsip tersebut, lawan mereka dalam grup mungkin saja komposisi dan kualitas pemainnya masih jauh dibawah mereka tetapi itu semua tidak ada artinya. 3 Negara ini memiliki superioritas tersendiri diatas kertas, tetapi keinginan mereka untuk melangkah jauh tidak sebesar para pesaingnya.

Jangan berbohong kepada diri sendiri, apakah kalian semua yakin bahwa macan dari benua yang belum pernah juara dunia (Asia) mampu memimpin grup mereka mengalahkan Jerman dan Spanyol tempat dimana Sepakbola dijunjung tinggi serta dianggap profesi yang melambangkan kesuksesan. Negara dimana pesepakbolanya sudah lebih besar dari selebriti manapun serta diperlakukan seperti raja dan pahlawan negara.

Jepang memang belum pernah juara dunia tetapi hal tersebut tidak menggoyahkan kepercayaan diri pemain mereka untuk menaklukkan Jerman dan Spanyol, yang telah dipandang dunia sebagai Negara Sepakbola. Namun bukan hanya Jepang yang mengukir kisah indah pada perhelatan Piala Dunia kali ini. Sepakbola memang terkadang pahit dan manis, di satu sisi sungguh indah melihat Arab Saudi mampu membuat kejutan dengan mengalahkan Argentina tetapi di sisi lainnya, pahit untuk melihat Lionel Messi pemain terbaik dunia harus gigit jari pada laga pembuka piala dunia terakhirnya.

Kejutan dari Arab Saudi dan Jepang tampaknya tidak cukup untuk Piala dunia kali ini. Banyak kisah indah yang terukir pada laga pembuka ini, ada Inggris dan Spanyol yang mengawali perjalanan mereka dengan indah. Kemenangan fantastis selalu menjadi hal yang diinginkan oleh setiap negara saat memulai sebuah turnamen. 

Inggris yang selalu setia dengan slogan "its coming home" berhasil melibas Iran 6-2 dengan Jude Bellingham yang tampil seperti seorang Superstar yang sudah lama berseragam the Three Lions. Pemuda itu tampil layaknya seorang lagenda yang berhasil memukau seluruh mata penonton yang menyaksikannya.Selain Inggris, Spanyol pun tidak kalah dalam menunjukkan talenta mudanya. Costa Rica menjadi korban keganasan La-Furia Roja yang lapangan tengahnya dipimpin oleh pemain muda berbakat seperti Pedri dan Gavi. 

Prancis sang juara bertahan berhasil mematahkan mitos belaka yang kerap menghantui mereka sebelum dimulainya turnamen ini. Kutukan tersebut memang diawali oleh Les Blues pada tahun 2002 namun sepertinya sudah tidak berlaku lagi saat ini. Prancis memantapkan posisi mereka sebagai jawara grup dengan melibas habis Australia kendati tertinggal dahulu. Mbappe seperti biasa tampil memukau dengan ketenangannya dalam menguasai permainan, kecepatan yang dimilikinya selalu dimanfaatkan dengan momentum yang tepat dan tidak terburu-buru, harus diakui bahwa superstar PSG ini selalu bermain dengan menawan padahal usianya baru 23.

Kisah terbaik pada pertandingan pertama:

-Kampanye Inggris diawali dengan indah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun