Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ansu Fati, Rekonstruksi Barcelona Menuju Kejayaan atau Kesuraman?

28 September 2019   09:29 Diperbarui: 28 September 2019   10:50 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto:Detik.Sepakbola

Spanyol yang dahulunya selalu identik dengan pemain dari kota ibukota maha megah yakni Madrid, kini telah berubah ketika era kejayaan Blaugrana masuk membuat timnas mereka semakin beragam.

Dengan dataknya pemain cerdas yang mampu menjaga bola semalaman seperti yang dikatakan punggawa Manchester United, Paul Scholes yang harus rela menderita 2 kali kalah di final ketika tim mereka yang merupakan raksasa Inggris tumbang di tangan maestro Barcelona yang dinahkodai Pep dikuasai pemain cerdas dan permainan cepat segi kekompakan. 

Tak perlu skill individu, pemain sekaliber Pedro dan David Villa adalah 2 sayap bermutu yang sangat cocok dengan formula Pep Guardiola yang memang dilahirkan untuk menjadi pelatih Barcelona dengan pemikiran yang sesuai.

DNA klub Blaugrana ini telah mampu menaklukkan UCL 2 kali serta meraih banyak trofi skaligus menguasai negara Spanyol membuat rival Real Madrid tak bernapas walaupun sudah mengeluarkan biaya yang banyak demi mampu bersaing dengan tim fantastis Blaugrana namun tetap saja Pep dengan pemikiran jeniusnya senantiasa membuat sang rival mengangkat bendera menyerah.

Yang paling ikonik ketika Pep Guardiola bersama Blaugrana bukan sekedar menjawarai banyak trofi tetapi ketika mereka membuat Real Madrid sang rival tunduk dan digilas habis-habisan oleh kemagisan dan kejeniusan.

Seluruh punggawa Blaugrana dengan mencukur habis Los-Galacticos dengan skor memalukan sekaligus memilukan bagi Jose Mourinho yang dikenal memiliki taktik sangat berbeda dengan Pep Guardiola mengandalkan semangat tarung dalam serangan balik serta mampu memberi pressing yang fantastis. 

Pep membuat malu Mou kendati pelatih tersebut sudah memiliki pengalaman meruntuhkan formula Tiki-Taka sebelumnya bersama Inter Milan ketika mereka bersua di semifinal musim kemarin yang kemudian Nerazzuri keluar sebagai jawara UCL setelah mampu menaklukkan Blaugrana di semifinal dan mengalahkan Bayern Munchen the bavarian dengan skor 2-0 di babak final.

Memori kelam dimana taktik Tiki-Taka dan false 9 Pep bekerja dengan efisien dan efektif membuat Iker Casillas yang baru saja meraih juara Piala Dunia bersama Spanyol harus memungut bola 5 kali dari gawangnya. 

Pembantaian terjadi di 90 menit Camp nou, publik El-Barca menjadi saksi luarbiasanya klub mereka membuat seluruh tim takjub saat berjumpa mereka dan terhipnotis dari segala arah sektor permainan. 

Bahkan bek-bek Blaugrana juga memiliki kecerdasan dalam membangun serangan dari belakang kemudian ada juga Sergio Busquets sang tembok sektor tengah dna bertahan yang menyuplai dan keseimbangan dari duet maut Xavi dan Iniesta dalam meratakan pertahanan lawan. 

Messi di sisi lain yang menyandang sebagai mesin gol dan playmaker classic nomor 10 Barca itu benar-benar membuat kombinasi dan koneksi yang luarbiasa bersama Xavi dan Iniesta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun