Mohon tunggu...
Atsani Wulansari
Atsani Wulansari Mohon Tunggu... Lainnya

-

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengulik Istilah "Piting" dan "Memiting" dalam Perspektif Linguistik

29 September 2023   21:43 Diperbarui: 29 September 2023   21:58 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Baru-baru ini kata ‘memiting’ menjadi viral dan menjadi trending di twitter karena pernyataan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono terkait demo di Pulau Rempang, Batam. Dalam pernyataan tersebut, panglima memerintahkan prajuritnya untuk memiting masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi. Dalam kasus ini, Julius menjelaskan bahwa istilah bahasa “piting" atau "memiting" merupakan bahasa khas prajurit yang berarti bahwa setiap prajurit “merangkul” masyarakat dan mencegah bentrokan dalam masyarakat. 

Menurut KBBI, kata memiting berasal dari kata piting yang artinya apit atau jepit. Sementara kata memiting bermakna “mengapit/menjepit dengan kaki atau lengan”. Misalnya, Dengan cepat ia menubruk musuh itu lalu memiting batang lehernya. Sementara itu, kata merangkul didefinisikan sebagai “melingkarkan lengan pada pundak (tubuh, pinggang, dan sebagainya); memepetkan badan pada badan sambil melingkarkan kedua lengan”. Misalnya, Ia berjalan sambil merangkul kekasihnya. 

Dari kedua pendefinisian tersebut dapat dilihat bahwa kata “memiting” memiliki konotasi negatif karena merujuk pada suatu tindak kekerasan fisik. Hal ini pun ditemukan pula pada kasus pegawai SPBU di Cianjur yang dipiting oleh seorang Pria di mana pada akhirnya kasus tersebut diselidiki oleh kepolisian karena termasuk pada tindak kekerasan.

Sementara kata “merangkul” cenderung memiliki konotasi positif karena merujuk pada sebuah tindakan yang menunjukkan kasih sayang. Secara literal dan kontekstual kata memiting tidak dapat dimaknai sama dengan kata merangkul, karena keduanya memiliki pendefinisian yang berbeda dan dibersamai dengan konteks yang berbeda pula.

Dari perspektif semantik, pemilihan kosakata harus disesuaikan dengan konteks dan kesamaan persepsi. Pemilihan kosa kata tersebut harus melihat waktu dan tempat di mana tuturan itu berlangsung sehingga pendengar dapat menginterpretasikan tuturan dari penutur secara tepat. Selain itu, kesamaan persepsi dari penutur dan mitra tutur harus seimbang, dalam hal ini masing-masing memiliki pengetahuan dasar yang sama mengenai suatu hal baik secara konvensi maupun pengalaman sehingga tidak perlu diverifikasi kembali pemaknaannya.

Jika kata “piting” tersebut sudah lazim diucapkan di kalangan militer dan memiliki arti “merangkul” seharusnya tidak dimaknai sama dengan penggunaan di luar ranah militer karena dalam berkomunikasi seorang penutur harus memperhatikan situasi tutur. Pemilihan kosa kata ‘memiting’ tersebut kurang tepat jika digunakan untuk berkomunikasi dengan khalayak karena akan menimbulkan salah tafsir. Makna dari sebuah tuturan dapat dipahami dan diidentifikasi oleh mitra tutur berdasarkan situasi tutur yang tengah berlangsung.

Maka dari itu ketidaktepatan kata yang digunakan oleh Panglima TNI pada akhirnya menimbulkan spekulasi bahwa pihak TNI melakukan pengilahan makna dari kata “memiting” menjadi “merangkul” yang jelas-jelas secara makna dan konteks memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini mungkin saja dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan citra diri TNI itu sendiri di mata Masyarakat Rempang dan Indonesia secara umum.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun