Mohon tunggu...
Jie Laksono
Jie Laksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - What is grief if not love perseverance?

Ketika kata lebih nyaman diungkapkan lewat tulisan ketimbang lisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ingin Cerai

3 Januari 2021   08:08 Diperbarui: 3 Januari 2021   08:10 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : wanderkate.wordpress.com

***

Hujan sudah agak reda, walaupun rintik-rintiknya masih terasa. Jam di sebuah bengkel di pinggir jalan Kalimalang, menunjukan pukul 08.30. Sebuah mobil Avanza lama berwarna hitam menepi dari jalan dan berhenti di depan bengkel tersebut. Setelah berbicara sejenak dengan montir bengkel, Yuda membuka pintu mobil yang dikendarai Dian tersebut. Mobil mulai meninggalkan bengkel dan kembali melaju di jalan Kalimalang yang tidak sepi walaupun matahari sudah pergi berjam-jam lalu. Kontras, ramainya jalan bila dibandingkan dengan sepi dan dinginya suasana di dalam mobil. Seakan ada dinding es yang tebal diantara Yuda dan Dian.

Tiba-tiba suara dering handphone milik Yuda memecahkan kesunyian mobil itu.

"Papaaaaaah", teriak dua gadis kecil di video call

"Kiranaaaaaa, Karinaaaaaaa, Papah kangeeeeeen" jawab Yuda yang terlihat tersenyum bingar untuk pertama kalinya di hari ini. Dari kemudi mobil, Dian melirik Yuda, tersenyum, tampaknya juga senyum pertama Dian di hari ini. "Mamah mana pah, kok gak bisa ditelephone?" Tanya Kirana, sang kakak. "Mama di sini sayaaaaaang, hp mamah lobat, maaf ya" teriak Dian berharap suaranya didengar kedua anaknya.

Yuda pun menghadapkan layar handphone nya ke wajah Dian, supaya anak-anak bisa melihat Dian melalui video call, sambil berkata kepada Dian "Ke pinggir dulu Mah". Dian mengangguk sambil meminggirkan mobilnya untuk berhenti.

"Mamah capek banget pasti yaaa?" Tanya Karina sang adik. "Gak sayaang, ini mamah senyum, kalo senyum kan gak capek" jawab Dian yang memang tersenyum tanpa dibuat-buat. "Kok belum tidur sayaang?" Tanya Dian. "Ini mau tidur, jadi telephone Mamah dulu, kan biasanya tidur kalo udah dicium Mamah" jawab Kirana. Yuda dan Dian tersenyum mendengar celotehan anaknya. "Tapi tadi udah makan kan?" Tanya Dian. "Udah Mah, tadi di rumah eyang ada jagung, tapi enakan jagung masakannya Papah" kata Karina "Trus tadi sore anak-anak di deket rumah eyang banyak yang main layangan mah, aturan mamah sama papah ikut ke rumah eyang, biar bisa main layangan bareng" kata Kirana semangat.

"Iya nanti kita main layangan sama-sama berempat di rumah eyang" kata Dian, "Layangannya nanti kita terbangin yang paling gede dari yang lain" timpal Yuda. "Ya udah, Karina sama Kirana sekarang bubu yaa, yang baik-baik di rumah eyang" kata Dian "Iya maaah" jawab Kirana dan Karina, "Mamah sama Papah bubu juga ya, jangan pacaran mulu" kata Kirana. Dian dan Yuda pun tersenyum.

Setelah video call berakhir, kesunyian pun kembali menyelimuti mobil. Dian kembali mengemudikan mobilnya menelusuri jalan di pinggir sungai Kalimalang. Yuda menatap diam jendela mobil, kosong. Dian pun mengemudi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Akhirnya, keduanya tiba di rumah mereka. Rumah kecil di pinggiran Kota Bekasi. Ketika mobil berhenti, Yuda tidak segera membukakan pintu pagar, Dian pun tidak meminta Yuda untuk membuka pintu pagar. 

Mereka berdua terdiam, seakan banyak yang ingin dikatakan tetapi entah mengapa mereka hanya memilih untuk diam. Seketika, Yuda berkata lirih, tanpa menatap Dian hanya memandang lurus ke kaca mobil "Aku sayang anak-anak kita". Dian pun terdiam, bukan tidak mendengar perkataan Yuda. Beberapa saat kemudian, tanpa menoleh Dian berkata, "Aku juga sayang anak-anak kita". Yuda pun mengangguk, kemudian keluar dari mobil dan membukakan pagari untuk Dian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun