Persaingan Tak Sehat di Dunia Kuliner: Pelajaran dari Kasus Neynis Food dan Salad Nyoo di Tiktok

• Di era digital seperti sekarang, media sosial bukan hanya ruang interaksi, tetapi juga medan persaingan bisnis. Salah satu contoh terbaru yang mencuat ke permukaan adalah konflik antara dua pelaku bisnis kuliner, Neynis Food dan Salad Nyoo, yang mencuri perhatian netizen di TikTok.
• Perseteruan ini bermula dari video review yang diunggah oleh pemilik Neynis Food. Mereka mengkritik produk Salad Nyoo secara terbuka dan menyebut komposisinya tidak sepadan dengan harga yang ditawarkan. Kendati kritik adalah hal lumrah dalam dunia bisnis, namun ketika dilakukan secara publik dan dengan nada yang terkesan menjatuhkan, hal ini bisa menimbulkan tanda tanya besar mengenai integritas dan etika.

• Dalam prinsip etika bisnis, persaingan sehat adalah kunci ekosistem usaha yang berkelanjutan. Menyerang kualitas produk pesaing secara langsung, terlebih di ruang publik seperti TikTok, bisa dianggap sebagai bentuk negative marketing sebuah strategi yang tidak hanya merugikan pesaing, tetapi juga mencoreng nama baik pelaku usaha itu sendiri.
• Menariknya, respon dari pemilik Salad Nyoo justru memperlihatkan pendekatan yang dewasa dan membangun. Mereka menyatakan keinginan untuk berkolaborasi, alih-alih saling menjatuhkan. Ini adalah contoh yang baik bahwa dalam dunia bisnis, menjaga hubungan baik dan profesionalitas tetap harus menjadi prioritas, bahkan ketika dihadapkan pada serangan dari kompetitor.

Kontroversi ini seharusnya menjadi bahan refleksi, terutama bagi para pelaku UMKM dan kreator konten di media sosial. Dalam jangka pendek, sensasi mungkin mendatangkan trafik dan perhatian. Tapi dalam jangka panjang, reputasi dan etika adalah aset yang jauh lebih berharga.

Jika bisnis ingin tumbuh dan bertahan, maka persaingan harus dibangun di atas inovasi dan kualitas, bukan pada strategi menjatuhkan pesaing.