Mohon tunggu...
Ati Hidayati
Ati Hidayati Mohon Tunggu... Utama: Ibu Rumah Tangga. Sampingan: Konselor & Trainer -

Blog ini dibuat supaya saya banyak menulis. Jadi isinya tentang banyak hal yang berkaitan dengan saya, hidup saya, keilmuan saya, dan seterusnya. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Ponakan Tersayang (Part 1)

26 November 2015   00:52 Diperbarui: 26 November 2015   00:59 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya memiliki tiga ponakan dari kakak saya satu-satunya. Nama mereka: Mahira (11), Sayyid (9), dan Umar (5). 

Sebagai anak, cucu, dan ponakan pertama, Mahira cukup banyak mendapat curahan perhatian. Namun hal ini tidak menjadikannya anak manja. Dan luar biasanya, tidak ada satupun ponakan saya yang tumbuh menjadi anak manja. Mereka begitu manis dan menyenangkan. Saya suka berinteraksi dengan mereka, bermain, berdiskusi, mendengarkan mereka saling melempar gurau, memerebutkan gadget, sampai mendoakan satu sama lain. 

Saat Mahira masih berusia 3 tahun saya mengajaknya ikut kegiatan family gathering dari kantor ke Taman Safari. Itu pertama kalinya ia pergi tanpa Abi-Umi. Namun demikian, sejak berangkat hingga pulang, tak ada sedikitpun rengekan dari mulut mungilnya untuk pulang dan kembali bersama orang tuanya. Senang sekali mengingat masa itu.

Perjalanan dimulai, bus berjalan, ada sedikit kendala. Mahira mual dan pusing. Mungkin tidak biasa melakukan perjalanan dengan bus. Saya menawarinya tidur di pangkuan saya sambil saya peluk. Ia mengiyakan dengan wajah lesu dan sedih. Ternyata trik tersebut berhasil. Mahira tertidur lelap sampai bus tiba di Taman Safari. Saat dibangunkan dan melihat hewan di kanan kirinya, ia lupa dengan pusing dan mualnya. Matanya terus berbinar memerhatikan hewan-hewan berkeliaran di luar bus. Saya ikut senang.

Karena kunjungan kami di hari Sabtu, maka kami mendapat kesempatan menyaksikan pertunjukan ala cowboy dan atraksi sirkus harimau. Mahira menyaksikan seluruhnya tanpa rasa takut. Salut. 

Perjalanan ditutup dengan melihat-lihat di toko boneka binatang koleksi Taman Safari. Melihat begitu banyak boneka, Mahira begitu antusias memasuki toko tersebut. Saya menawarinya memilih salah satu boneka untuk dibeli. Ia menunjuk boneka monyet. Saya lihat label harga, cukup mahal. Tapi tak mengapa sesekali, pikir saya. Saya membantunya mengambil dan menyerahkan boneka monyet tersebut padanya. Ia mengambilnya dengan mata berbinar dan senyum mengembang. Namun sejurus kemudian ada kalimat tanya dari mulut mungilnya: "Ini mahal ga?" sambil menatap saya dengan serius. Saya cukup terkejut dengan pertanyaan itu, lalu saya jawab: "Mmm... Mahal sih, tapi gapapa kok." Mendengar jawaban saya, ia menyerahkan kembali boneka ke tangan saya, menggeleng, lalu mulai mencari yang lain. Saya bisa saja memaksanya, namun saya lebih menghargai sikapnya. 

Setelah memilih boneka lain dan yakin bahwa harga boneka tersebut tidak mahal, pilihan jatuh pada boneka ular dengan bulu yang sangat lembut. Ia senang sekali mendapat boneka, dan saya senang sekali melihatnya senang :)

Hari itu saya belajar dari Mahira. Selain belajar keceriaan, saya juga belajar bahwa anak seusianya bisa memahami hal penting jika orang dewasa di sekitarnya memberikan pemahaman dengan baik.

Terimakasih ya Allah untuk hari yang Indah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun