Mohon tunggu...
ALE
ALE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance content creator

Seseorang yang gemar membaca cerita fiksi dan memilik bakat dalam dunia desain serta menulis artikel dan cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulan Tanpa Cahaya

16 September 2023   10:36 Diperbarui: 16 September 2023   10:39 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cahaya apakah kau masih ingin bersamaku seperti yang pernah kau ucap?" Suaraku terlalu kecil namun bisa didengar olehnya.

"Aku menyayangimu dan masih, jangan pernah berpikir aku seperti masa lalu mu. Kita berbeda, bukan bermaksud tak bersimpati dengan kisah lalu"Ucap Cahaya.

Maaf jika sikapmu menyakiti dirimu."Sambungnya dengan jujur.

Aku memastikan hal itu dan tak ada celah kebohongan yang ada dalam dirinya. Tapi dengan bodonya aku mengungkit masalah kita yang dulu dan mulut sialan ini berkata hal tidak wajar.

"Ini juga salahku, Kau benar setiap makhluk itu berbeda, Aku telah mencatat suatu hal yang tak Kau suka termasuk ini. Meskipun ini menyedihkan tetapi tak masalah." Ujarku

Aku menarik nafas perlahan, manik kita beradu. Dia menatapku dengan mimik sulit diartikan. Aku bertanya, "Apakah kau sungguh menyangiku?"


"Ada suatu hal yang ga bisa aku ceritakan kepada siapapun, termasuk kau. Bukan karena tak mempercayai mu lagi, namun jika aku cerita menjadi beban bagiku."

Hatiku hancur, pikiranku seperti melayang entah berantah. Penopang yang selalu kokoh seperti lapuk.

Tidak, aku harus kuat. "Kau berbohong, jika mempercayaiku tak seharusnya seperti ini."

Dadaku terasa sakit seperti dihantam berjuta jarum. Aku merutuki diri sendiri ketika mengucapkan hal tidak wajar.

Aku sadar jika ini salah, tanganku spontan memukul bibir sendiri. Ini tak sesakit yang dirasakan Cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun