Mahasiswa bisa mencoba metode ini dengan menulis ringkasan, esai, atau bahkan catatan dalam bentuk pertanyaan dan jawaban setelah membaca materi.
3. Mempelajari Materi Sebelum Kuliah
Oxford mendorong mahasiswanya untuk memahami dasar materi sebelum menghadiri kuliah. Dengan cara ini, mereka tidak hanya pasif mendengar tetapi mampu berdiskusi secara kritis.
Studi oleh Prince (2004) menunjukkan bahwa active learning---di mana mahasiswa sudah memiliki dasar pengetahuan sebelum mengikuti perkuliahan---dapat meningkatkan pemahaman hingga 25% lebih tinggi dibandingkan metode pasif (Prince, 2004).
Cara sederhana untuk menerapkan metode ini adalah membaca ringkasan materi sebelum kuliah, mencari pertanyaan yang relevan, dan menuliskan konsep-konsep utama yang perlu dikonfirmasi dalam kelas.
4. Mengajarkan Orang Lain sebagai Bentuk Evaluasi Diri
Mahasiswa Oxford sering terlibat dalam debat akademik dan diskusi kelompok. Konsep ini selaras dengan Feynman Technique, yang menyatakan bahwa jika kita dapat menjelaskan suatu konsep dengan sederhana, berarti kita benar-benar memahaminya.
Penelitian oleh Bargh dan Schul (1980) menunjukkan bahwa proses mengajarkan orang lain meningkatkan pemahaman karena memaksa kita untuk merekonstruksi informasi dalam bentuk yang lebih sederhana dan dapat diterima oleh orang lain (Bargh & Schul, 1980).
Untuk menerapkan teknik ini, mahasiswa bisa mencoba belajar dalam kelompok kecil atau membuat catatan yang seolah-olah akan diajarkan kepada orang lain.
5. Manajemen Waktu yang Ketat
Mahasiswa Oxford dikenal memiliki disiplin tinggi dalam mengatur waktu. Mereka terobsesi dengan time management. Mereka akan merancang study sessions yang sistematis, menghindari distraksi, dan menerapkan sesi deep work untuk mencapai fokus maksimal.