Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta dalam Hening

28 Juni 2020   20:46 Diperbarui: 28 Juni 2020   20:46 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada luka saat semuanya harus pergi. Meninggalkan bongkahan kenangan yang tak bisa disatukan kembali. Berharap semuanya berakhir indah dalam pelukan dan air mata. Ternyata ego lebih mendominasi. Mematahkan semua kata cinta yang selalu terucap. Meredupkan beribu cahaya rindu yang tersingkap di kala fajar mulai datang. 

Adakah suara itu datang dalam kesunyian yang tersembunyi di bilik hati kini. Masih dalam luka dan penyesalan yang sama. Kepergian dalam amarah yang membungkah ternyata mengutuk rindu yang selalu terhibur. Tidak seperti biasa kegelisahan ini terus memotong waktu dan hidupku di dunia ini. 

Ah, engkau yang terucap di malam doa. Adakah rindu yang sama membela pagi dan siangmu. Kini semua tersadar bahwa keheningan lebih bermakna dari bisingnya rasa curiga akan dirimu. Cinta yang terukir antara dua hati ternyata menyatu dalam keabadian. 

Kini aku tak ingin bersuara tentang apa dan siapa cinta ini bersemi. Aku hanya ingin mencintaimu dalam hening. Saat aku mampu melawan egoku sendiri semuanya kan kuakhiri. Hening bantu aku mencintai diri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun