Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cala Tiba Aku Nana

27 Juni 2019   08:53 Diperbarui: 27 Juni 2019   09:20 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan berani aku mengambil botol dan kain songke yang terletak di lemari doa. Tertinggal patung bunda Maria dan salib Tuhan Yesus. Ada harap agar bahasa adat tidak lagi serumit menjalin cinta di awal perkenalan. Bahasa adat hanya mau menekankan bahwa manusia perlu dihargai bukan menjadi materi yang diteken dengan nilai materi yang tinggi. Jika Tuhan bisa merendahkan diri, mengapa adat tak bisa memberi kemudahan bagi setiap orang?  

Aku membuang botol yang menyimpan bahasa adat dan kain songke itu. Tak seorang pun yang melihatnya. Aku legah bisa membuang kegelisahan ini. Semoga semuanya bisa berubah. Selepas membuang kedua benda itu aku kembali ke lemari doa. Aku menitip doa buat keluarga, bapa-mama, Alan dan semua yang terlibat dalam peristiwa hidupku. Semoga saja Tuhan bisa membuka jalan yang baik.

Aku bisa meletakkan kepala malam ini dalam rasa batin yang lebih mendalam. Tuhan terima kasih.

Sekian.

- Cala Tiba Aku Nana memiliki arti "Bisa Terima Saya Nana". Nana panggilan kesayangan untuk laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun