Mohon tunggu...
Ngah aroel
Ngah aroel Mohon Tunggu... Penulis - Sastrawan

Pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Ulang Tahun dari Ayah

19 Januari 2022   11:51 Diperbarui: 19 Januari 2022   11:55 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tersentak mata ini terpana kea rah photo dan memandang wajah wanita berkulit putih yang memberikan senyuman dingin kepadaku sambil memeluk tubuh ayahku tersebut. Di bawah photo itu ada pula sepucuk surat kecil seperti pesan pendek dari ayah.

Ibu beranjak dari kursi mengambil segelas air mineral dan kembali duduk di kursinya kemudian ia mulai menceritakan apa yang terjadi sebenarnya secara bertahap kepadaku . 

Aku mendengar perkataan ibu sambil memengambil photo dan surat itu keluar dari kotak dan berhenti sejenak terkejut mendengar ibu berkata “aku adalah ibu tirimu” gumam ibu dengan nada kecil sambil meneguk segelas air mineral, “apa maksud ibu”, “ ya….aku adalah ibu tirimu yang dinikahi ayahmu ketika kapalnya bersandar di kotaku”. 

Aku melepaskan photo dan surat itu dari genggaman, menatap ibu dan terdiam, sementara ibu masih menggenggam gelas kaca dan melanjutkan kembali ceritanya.  “ayahmu  meninggal dunia karena serangan jantung yang di deritanya. 

Ibumu datang ke kotaku setelah setahun ayahmu meninggal dunia, kemudian ia menitipkan sebungkus kado kepadaku. Ia juga memberikan seorang anak kepadaku untuk diasuh dan tak lupa ia menyampaikan pesan ayahmu tentang kado itu. Anak itu adalah kamu. 

Sampai saat ini ibumu tak pernah kembali lagi” cerita ibu kepadaku sambil sedu sedan menahan tangisan. Semula aku tak percaya dengan cerita itu, namun ibu membuktikan semua ceritanya dengan menunjukan photo ayahku yang lainnya sehingga aku mulai percaya dengan apa yang diceritakannya.  serasa nadi berhenti dan badan menggigil mendengar pernyataan wanita separuh baya yang duduk di sebelahku. 

Tak terbayangkan nasibku hingga seperti ini. Di hari ulang tahunku yang ke dua puluh tahun ini aku diberi hadiah yang tak bisa ku lupakan sampai akhir hayatku.

Ia diam  menghampiri dan memelukku dengan erat seraya mengeluarkan tangisan kecil sedu sedan. Kegembiraanku telah takluk oleh tangisan ibu. Heran dan bingung dengan kondisi yang terjadi namun aku tetap kembali mengambil dan membaca surat kecil dari ayah itu. 

Anakku..!! ini photo satu satunya yang kupunya dan ku berikan photo ini untuk mu, ini photo aku dan ibu mu ketika kami baru seminggu menikah. Itu tulisan yang ku baca dari surat kecil yang ada di dalam kotak kado kecil. 

Pikiran ku berhenti sejenak ketika usai membacanya. Aku heran dan bertambah bingung ketika melihat wajah ibuku tidak serupa dengan wajah yang ada di dalam photo itu. Semakin bingung semakin itu pula ibu menangis terharu dan memelukku. 

Namun keherananku terhadap tidak serupanya wajah ibuku dengan photo itu telah reda setelah ibu menceritakan yang sebenarnya. Namun aku mulai mengeluarkan air mata berlahan lahan, air mata it uterus mengalir tanpa henti membelah pipiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun