Mohon tunggu...
atanera de gonsi
atanera de gonsi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Child Free dan Perubahan Persepsi Tentang Hubungan Seksual dan Keluarga

10 Februari 2023   00:59 Diperbarui: 10 Februari 2023   01:04 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh Sirilus Gonsi


Setiap manusia memiliki tujuan hidupnya masing-masing dan manusia itu hidup adalah berkat dan anugerah Tuhan.  Karena hidup  adalah anugerah Tuhan, maka setiap manusia memiliki panggilan hidupnya masing-masing.  Ada yang dipanggil untuk membaktikan dirinya kepada Tuhan dan ada juga yang dipanggil untuk hidup berkeluarga.

Hidup berkeluarga adalah suatu pilihan dalam menjawabi panggilan Tuhan. Keluarga dibentuk oleh perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Perkawinan merupakan persekutuan cinta antara pria dan wanita untuk saling menyerahkan diri  dan saling membutuhkan serta untuk membentuk keluarga. Pengertian pernikahan menurut UU No.1 Tahun 1974 ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. Sedangkan tujuan pernikahan menurut UU No.1 Tahun 1974 yaitu membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam pandangan Gereja Katolik perkawinan dilihat sebagai sakramen. Karena itu tujuan Perkawinan adalah kesejahteraan suami-istri, kelahiran dan pendidikan anak. Hal ini berarti melalui sakramen perkawinan keluarga itu dibentuk untuk tujuan melanjutkan keturunan. Di sisi lain bahwa melalui perkawinan hubungan seksual menjadi legal untuk tujuan kelahiran anak dan meneruskan keturunan.

Tujuan perkawinan untuk kelahiran anak seakan menjadi wacana bila berhadapan dengan fenomena child Free dewasa ini. Menurut Cambridge Dictionary, child-free adalah sebuah konsep di mana seseorang memilih untuk tidak memiliki anak, atau tempat dan situasi yang tanpa ada kehadiran anak. Child free mengacu kepada keputusan seseorang ataupun pasangan untuk tidak memiliki keturunan atau tidak memiliki anak. 

Selain itu, menurut Oxford Dictionary istilah childfree merupakan suatu kondisi di mana seseorang atau pasangan tidak memiliki anak karena alasan yang utama yaitu pilihan. Laman https://www.good doctor.co.id memberikan data terkait fenomena childfree  ini bahwa penerapan childfree sendiri bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sudah lumrah di banyak negara maju. Di Amerika Serikat misalnya, seperti dikutip dari laporan National Survey of Family Growth, tak kurang dari 15 persen wanita dan 24 persen pria memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Childfree merupakan fenomena perkawinan di abad modern ini.  Penerapan  childfree  dalam perkawinan ini merupakan pilihan hidup bebas pasangan suami istri. Childfree  dapat diartikan sebagai pilihan untuk hidup tanpa memiliki anak setelah menikah. Ada beberapa faktor utama kenapa banyak sekali pasangan yang memilih untuk childfree, yang pertama seperti tidak siap menjadi orang tua, faktor ekonomi, faktor lingkungan bahkan faktor fisik diri sendiri maupun fisik pasangan.

Hal lain sebagaimana yang dikutip dari https://www.gramedia.com/best-seller/istilah-childfree/ mengatakan bahwa beberapa penelitian yang lain menyebutkan, bahwa perempuan yang memilih untuk childfree  atau tidak memiliki anak akan memiliki masa hidup yang cenderung lebih panjang serta gaya hidup yang lebih sehat. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut penelitian tersebut, mengurus anak adalah tanggung jawab yang cukup berat dan melelahkan, baik itu secara pikiran maupun fisik. Sehingga, ketika mengurus anak, pikiran yang lelah dari seorang ibu akan diikuti pula dengan penyakit-penyakit lain seperti psikosomatik. Psikosomatik sendiri adalah suatu kondisi, di mana tubuh seseorang akan merasa sakit, akan tetapi bukan karena luka melainkan karena emosi atau pikirannya.

Childfree memiliki risiko. https://www.gramedia.com/best-seller/istilah-childfree/ membeberkan bahwa keputusan  childfree seorang perempuan maupun pasangan, rupanya dapat berdampak pada sisi biologis atau kesehatan. Menurut  laman ini  perempuan yang tidak memiliki anak memiliki risiko untuk memiliki kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari. 

Tidak hanya itu saja, kondisi kesehatan ini juga akan meningkatkan risiko kematian dini. Selain itu keputusan tidak memiliki anak, juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Ketika seorang perempuan hamil serta menyusui, risiko dari terkena kanker payudara akan berkurang, sebab terjadi perubahan hormonal ketika menjalani fase hamil serta menyusui.

Childfree meskipun memiliki risiko, namun banyak yang mempraktikkannya dan menjadikan pilihan hidup dalam perkawinan.  Fenomena childfree  yang dihadirkan dewasa ini dalam dunia modern berakibat pada perubahan cara pandang tentang hubungan seksual dan keluarga. Masyarakat tradisional melihat hubungan seksual terjadi melalui perkawinan dengan tujuan kelahiran anak dan keturunan. Hal ini berarti hubungan seksual tujuannya adalah prokreasi, yaitu menciptakan manusia baru atau keturunan. Bagaimana pandangan perempuan dan pasangan yang memilih childfree terhadap hubungan seksual dan keluarga?
A. Hubungan seksual untuk memenuhi hasrat seksual dan rekreasi.

Kalau dalam cara pandang masyarakat tradisional dan gereja katolik, tujuan hubungan seksual untuk tujuan prokreasi, berbeda dengan perempuan dan pasangan  childfree. Mereka melihat hubungan seksual untuk tujuan rekreasi. Hal ini berdampak pada arti dan makna keluarga  dan perkawinan itu sendiri. Dengan demikian maka perkawinan bukan suatu perjanjian persatuan seumur hidup antara pria dan wanita melainkan sebagai perjanjian kontrak. 

Konsekuensinya bahwa hubungan seksual bisa saja terjadi tanpa melalui kesepakatan dan perjanjian  nikah.  Atau kata lain hubungan seksual terjadi begitu saja tanpa melalui kesepakatan legal melalui janji perkawinan. Hubungan seksual  dan hidup bersama bukan berdasarkan pada hubungan cinta melalinkan hubungan perjanjian kontrak untuk tujuan hiburan.


B. Berakhirnya generasi manusia
Perempuan dan pasangan childfree  tidak menghendaki adanya kelahiran anak dalam keluarga, berarti mereka menghendaki untuk berakhirnya generasi manusia di bumi ini.  Hal ini terjadi sebab mereka tidak menghendaki kelahiran anak dan keturunan.  Keluarga bukan dilihat sebagai lembaga yang melanjutkan keturunan melalui perkawinan. Keluarga bagi mereka hanya sebagai ikatan antara pria dan wanita saja.  Tujuan hidup bagi mereka bukan untuk generasi dan anak-anak, tetapi hanya untuk tujuan hidupnya sendiri.

Untuk dunia modern sekarang, bersamaan dengan jumlah perkembangan manusia yang makin pesat, pilihan childfree ini juga menjadi tepat.  Hal ini menjadi urgen untuk mengurangi populasi manusia yang makin meningkat tiap tahunnya dan untuk menunjang kesejahteraan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun