Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Gembala yang Menyenangkan Hati Yesus: Penahbisan 9 Guru Injil ke dalam Jabatan Pendeta di GEPEMBRI Kalbar

9 Oktober 2025   13:37 Diperbarui: 9 Oktober 2025   13:45 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama (Sumber gambar: DOKPRI/Asyer)

Rabu, 8 Oktober 2025 menjadi momentum bersejarah bagi lingkungan GEPEMBRI Klasis Kalbar 1, 2, 3 dan 4. Sebanyak 9 (sembilan) orang Guru Injil resmi ditahbiskan menjadi pendeta dalam sebuah ibadah penahbisan yang khidmat dan penuh sukacita.

Ibadah penahbisan dipimpin oleh Pdt. Samuel Lumban Tobing, dengan doa pembukaan oleh Pdt. Baginda. Suasana ibadah yang berlangsung khusyuk menandai awal perjalanan pelayanan baru bagi para pelayan Tuhan ini.

Puncak ibadah ditandai dengan penyampaian firman Tuhan oleh Pdt. Nicanor Nangoro yang membawakan kotbah penahbisan dengan tema "Pendeta (Gembala) yang Menjadikan Murid Yesus".

Firman Tuhan diambil dari dua nas utama, yaitu Matius 28:19--20 dan Yohanes 21:15--17. Dalam kotbahnya, Pdt. Nicanor menegaskan kembali panggilan mulia seorang pendeta untuk menjadi gembala yang mengikuti teladan Kristus, bukan sekadar memenuhi ekspektasi manusia.

Seorang gembala atau pendeta dipanggil bukan hanya untuk menggembalakan jemaat, tetapi juga untuk melaksanakan amanat agung Yesus Kristus. Pendeta dipanggil menjadi teladan, pengajar, pembimbing, dan pemenang jiwa.

Dalam pelayanan pastoral yang sejati, pendeta diutus untuk menjadikan murid-murid yang taat dan hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Gembala yang sejati bukan sekadar "penjaga kandang" rohani, melainkan pemimpin rohani yang digerakkan oleh kasih Kristus untuk menuntun umat kepada kedewasaan iman. Inilah panggilan mulia yang menjadi dasar setiap penahbisan pelayan Tuhan di lingkungan gereja.

Namun dalam kenyataan pelayanan, tugas pendeta tidak selalu mudah. Tantangan zaman, tuntutan jemaat, serta tekanan sosial dan rohani kerap membuat seorang gembala menghadapi beban pelayanan yang besar. Sering kali, harapan jemaat terhadap sosok pendeta sangat tinggi, bahkan menuntut seorang pendeta menjadi serba bisa, selalu hadir, dan disenangi semua kalangan.

Di sisi lain, fokus terhadap amanat Kristus sering terabaikan karena kesibukan administratif dan sosial. Dalam situasi nyata inilah, penting untuk mengingat kembali dasar panggilan pelayanan seorang pendeta: bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan hati Yesus dengan menjadikan murid-murid yang setia.

Fenomena umum ini sering terjadi di gereja: kebutuhan akan sosok "gembala all-rounder". Gembala yang diharapkan serba bisa, mahir dalam berbagai bidang, seolah-olah dapat hadir di semua tempat sekaligus, disenangi semua anggota jemaat, dan mampu memenuhi semua kebutuhan umat.

Namun, dengan nada retoris Pdt. Nicanor bertanya, "Apakah gembala yang seperti ini juga disenangi Yesus?" Pertanyaan ini menjadi pintu masuk untuk membawa jemaat dan para calon pendeta kembali kepada pusat panggilan pelayanan.

Pdt. Nicanor kemudian mengarahkan perhatian pada Yesus sebagai teladan utama gembala yang menyenangkan hati Bapa. Ia mengutip Matius 4:19 untuk menegaskan bagaimana Yesus memilih murid-murid-Nya, menetapkan cara dan tujuan pelayanan, serta fokus kepada misi Bapa. Yesus tidak sekadar beraktivitas, tetapi Ia bekerja dengan fokus yang jelas: menjadikan murid-murid yang hidup dalam kehendak Allah.

Bagian utama dari kotbah ini menjabarkan Amanat Agung Yesus dalam tiga aspek penting: cara, sasaran, dan ukuran. Pertama, tiga cara pengutusan: Yesus memerintahkan untuk "pergi" yang berarti bergerak keluar dari kenyamanan; "baptislah" yang menunjukkan tindakan membawa orang masuk dalam identitas baru sebagai anggota tubuh Kristus (1 Korintus 12:13); dan "ajarlah mereka melakukan" yang mengandung unsur teladan dalam pengajaran.

Kedua, tiga sasaran pengutusan: "pergi" berarti memperluas jangkauan pelayanan; "baptis" berarti meneguhkan identitas dalam Kristus; dan "mengajar" berarti menuntun pada ketaatan. Pelayanan seorang gembala harus mencakup ketiga dimensi ini agar misi Kristus berjalan utuh.

Ketiga, tiga ukuran keberhasilan: "pergi" menghasilkan murid yang menjadi saksi dan siap membagikan Injil; "baptis" menghasilkan murid yang berfungsi aktif dalam tubuh Kristus; dan "pengajaran" menghasilkan murid yang menjadi model dan pembimbing bagi orang lain. Ukuran keberhasilan pelayanan bukan pada popularitas atau banyaknya kegiatan, melainkan pada apakah jemaat menjadi murid sejati yang hidup dan bertumbuh dalam ketaatan.

Aplikasi praktisnya, Pdt. Nicanor mendorong para pendeta yang akan ditahbiskan untuk bekerja pada tugas yang Yesus perintahkan, berfokus pada cara, sasaran, dan ukuran yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ia menegaskan bahwa apabila para gembala setia menjalankan tugas ini, maka gereja akan menjadi kuat, berkembang, dan menghasilkan buah yang memuaskan hati Yesus.

Dan Ia juga mengingatkan pentingnya kebijaksanaan dan ketundukan pada pimpinan Roh Kudus agar setiap pendeta mampu menetapkan hati untuk taat kepada perintah Tuhan.

Kotbah ditutup dengan penegasan dari Yohanes 14:21: "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Ayat ini menjadi peneguhan bagi para calon pendeta untuk menjadikan ketaatan sebagai dasar kasih kepada Tuhan.

Setelah kotbah, dilanjutkan acara penahbisan. Pdt. Nicanor Nangoro bersama para pendeta senior lainnya --- Pdt. Timotius Sipur, Pdt. Ricky Batlayar, Pdt. Bambang Lego Wibowo, Pdt. Antoni Benghur Yuda, Pdt. Kristison, Pdt. Kuntoro Irwanto, Pdt. Baginda, Pdt. Yan Rantung, dan Pdt. Obedi Tua Sarumaha --- melakukan penumpangan tangan atas kesembilan Guru Injil yang ditahbiskan. Mereka adalah GI. Pandu Winata, GI. Abui, GI. Sadarman Ndraha, GI. Budiono, GI. Hudi, GI. Juminan Susanto, GI. Dasah Hermanto, GI. Saferius Gaurifa, dan GI. Ferius Zalukhu.

Momen penumpangan tangan menjadi tanda pengukuhan dan pengutusan mereka sebagai pendeta yang siap melayani dalam ladang Tuhan. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan selempang dan kolar oleh: Pdt. Nicanor Nangoro, sebagai tanda jabatan. Penyerahan Alkitab oleh: Pdt. Antoni Benghur Yuda, sebagai pedoman hidup dan pelayanan. Penyerahan perlengkapan perjamuan kudus oleh: Pdt. Kristison, sebagai simbol tugas sakramental. Serta penyerahan SK Sinode oleh: Pdt. Timotius Sipur, sebagai legitimasi pelayanan resmi. Acara tersebut ditutup dengan pembacaan ikrar kesetiaan pendeta yang diikuti dengan penuh haru dan kesungguhan oleh para pendeta baru.

Sebagai bagian dari perayaan penahbisan, Pdt. Pandu Winata membawakan kotbah sulung dengan nas dari Matius 25:23. Dalam kotbahnya, ia mengajak seluruh jemaat untuk menjadi hamba yang baik dan setia. Ia menekankan bahwa kesetiaan dalam pelayanan membutuhkan pengorbanan, ketekunan, dan hati yang teguh dalam menghadapi berbagai tantangan.

Ibadah penahbisan diakhiri dengan doa berkat yang dipimpin oleh Pdt. Abui. Seluruh rangkaian acara berlangsung dengan tertib, penuh sukacita, dan diwarnai suasana syukur yang mendalam.

Momen penahbisan sembilan Guru Injil menjadi pendeta ini bukan hanya seremoni gerejawi, tetapi juga peneguhan panggilan untuk melayani sesuai dengan kehendak Kristus.

Dalam dunia pelayanan yang penuh tantangan, pesan kotbah Pdt. Nicanor menjadi pengingat yang kuat: pendeta dipanggil bukan untuk menjadi "superman rohani", tetapi untuk menjadi gembala yang menjadikan murid-murid Yesus sesuai amanat agung-Nya.

Asyer Arwadi Bulan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun