Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Gembala yang Menyenangkan Hati Yesus: Penahbisan 9 Guru Injil ke dalam Jabatan Pendeta di GEPEMBRI Kalbar

9 Oktober 2025   13:37 Diperbarui: 9 Oktober 2025   13:45 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pdt. Nicanor kemudian mengarahkan perhatian pada Yesus sebagai teladan utama gembala yang menyenangkan hati Bapa. Ia mengutip Matius 4:19 untuk menegaskan bagaimana Yesus memilih murid-murid-Nya, menetapkan cara dan tujuan pelayanan, serta fokus kepada misi Bapa. Yesus tidak sekadar beraktivitas, tetapi Ia bekerja dengan fokus yang jelas: menjadikan murid-murid yang hidup dalam kehendak Allah.

Bagian utama dari kotbah ini menjabarkan Amanat Agung Yesus dalam tiga aspek penting: cara, sasaran, dan ukuran. Pertama, tiga cara pengutusan: Yesus memerintahkan untuk "pergi" yang berarti bergerak keluar dari kenyamanan; "baptislah" yang menunjukkan tindakan membawa orang masuk dalam identitas baru sebagai anggota tubuh Kristus (1 Korintus 12:13); dan "ajarlah mereka melakukan" yang mengandung unsur teladan dalam pengajaran.

Kedua, tiga sasaran pengutusan: "pergi" berarti memperluas jangkauan pelayanan; "baptis" berarti meneguhkan identitas dalam Kristus; dan "mengajar" berarti menuntun pada ketaatan. Pelayanan seorang gembala harus mencakup ketiga dimensi ini agar misi Kristus berjalan utuh.

Ketiga, tiga ukuran keberhasilan: "pergi" menghasilkan murid yang menjadi saksi dan siap membagikan Injil; "baptis" menghasilkan murid yang berfungsi aktif dalam tubuh Kristus; dan "pengajaran" menghasilkan murid yang menjadi model dan pembimbing bagi orang lain. Ukuran keberhasilan pelayanan bukan pada popularitas atau banyaknya kegiatan, melainkan pada apakah jemaat menjadi murid sejati yang hidup dan bertumbuh dalam ketaatan.

Aplikasi praktisnya, Pdt. Nicanor mendorong para pendeta yang akan ditahbiskan untuk bekerja pada tugas yang Yesus perintahkan, berfokus pada cara, sasaran, dan ukuran yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ia menegaskan bahwa apabila para gembala setia menjalankan tugas ini, maka gereja akan menjadi kuat, berkembang, dan menghasilkan buah yang memuaskan hati Yesus.

Dan Ia juga mengingatkan pentingnya kebijaksanaan dan ketundukan pada pimpinan Roh Kudus agar setiap pendeta mampu menetapkan hati untuk taat kepada perintah Tuhan.

Kotbah ditutup dengan penegasan dari Yohanes 14:21: "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Ayat ini menjadi peneguhan bagi para calon pendeta untuk menjadikan ketaatan sebagai dasar kasih kepada Tuhan.

Setelah kotbah, dilanjutkan acara penahbisan. Pdt. Nicanor Nangoro bersama para pendeta senior lainnya --- Pdt. Timotius Sipur, Pdt. Ricky Batlayar, Pdt. Bambang Lego Wibowo, Pdt. Antoni Benghur Yuda, Pdt. Kristison, Pdt. Kuntoro Irwanto, Pdt. Baginda, Pdt. Yan Rantung, dan Pdt. Obedi Tua Sarumaha --- melakukan penumpangan tangan atas kesembilan Guru Injil yang ditahbiskan. Mereka adalah GI. Pandu Winata, GI. Abui, GI. Sadarman Ndraha, GI. Budiono, GI. Hudi, GI. Juminan Susanto, GI. Dasah Hermanto, GI. Saferius Gaurifa, dan GI. Ferius Zalukhu.

Momen penumpangan tangan menjadi tanda pengukuhan dan pengutusan mereka sebagai pendeta yang siap melayani dalam ladang Tuhan. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan selempang dan kolar oleh: Pdt. Nicanor Nangoro, sebagai tanda jabatan. Penyerahan Alkitab oleh: Pdt. Antoni Benghur Yuda, sebagai pedoman hidup dan pelayanan. Penyerahan perlengkapan perjamuan kudus oleh: Pdt. Kristison, sebagai simbol tugas sakramental. Serta penyerahan SK Sinode oleh: Pdt. Timotius Sipur, sebagai legitimasi pelayanan resmi. Acara tersebut ditutup dengan pembacaan ikrar kesetiaan pendeta yang diikuti dengan penuh haru dan kesungguhan oleh para pendeta baru.

Sebagai bagian dari perayaan penahbisan, Pdt. Pandu Winata membawakan kotbah sulung dengan nas dari Matius 25:23. Dalam kotbahnya, ia mengajak seluruh jemaat untuk menjadi hamba yang baik dan setia. Ia menekankan bahwa kesetiaan dalam pelayanan membutuhkan pengorbanan, ketekunan, dan hati yang teguh dalam menghadapi berbagai tantangan.

Ibadah penahbisan diakhiri dengan doa berkat yang dipimpin oleh Pdt. Abui. Seluruh rangkaian acara berlangsung dengan tertib, penuh sukacita, dan diwarnai suasana syukur yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun