Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merawat Orang Tua (Sakit): Kebahagiaan Tersendiri

18 April 2024   20:31 Diperbarui: 18 April 2024   20:33 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gavra bercengkrama dengan opa Bulan. (Sumber gambar: dokpri/Asyer)

Pada hari Minggu, 31 Maret 2024 sekitar pukul 03.52 WIB, penulis mendapatkan pesan melalui aplikasi whatsapp dari istri, tertulis: "Pa, bpk tih mendadak mau bangun kencing tiba dak bisa jln mati sebelah kiri lalu kencing di celana, tp dah ku refleksi sama Elda, sekarang dah baik, tolong doakan jak ya. Gejala stroke."

Selanjutnya sekitar pukul 05.18 WIB, giliran saudara perempuan penulis mengirimkan pesan lagi melalui aplikasi whatsapp, tertulis: "Bg. Bpk kena gejala stroke."

Penulis segera berkomunikasi dengan saudara perempuan, menanyakan kondisi orang tua, dan menyarankan segera bawa ke tenaga kesehatan yang ada di wilayah sekitar orang tua tinggal.

Setelah mengetahui kondisi orang tua, penulis melanjutkan perjalan menuju tempat pelayanan, yaitu kampung Boti dan Roca dengan jarak tempuh sekitar 35 KM dari kota Sekadau. Kebetulan di hari Minggu tersebut bertepatan dengan memperingati hari Paskah.

Setelah selesai pelayan di kampung Roca, sekitar pukul 12.00 WIB, penulis menghubungi istri, dan mengatakan akan pulang ke Desa Balai Belungai, tempat tinggal orang tua yang berjarak tempuh kurang lebih 160 KM dari kota Sekadau.

Malamnya penulis berangkat ke Balai Belungai, menempuh perjalanan dari Sekadau ke kampung halaman di mana tempat penulis lahir dan dibesarkan, dan sekitar pukul 23.00 WIB tiba di kampung, menggunakan kendaraan umum.

Esok harinya, di pagi hari penulis katakan kepada orang tua (bapak) yang terbaring, istri dan saudara kandung perempuan: "Bapak harus dibawa ke Sekadau, untuk dirawat di Sekadau," tempat penulis berdomisili.

Puji Tuhan, hari tersebut, senin tanggal 1 April 2024, kami bisa membawa orang tua ke Sekadau. Dan terimakasih kepada paman, bibik, om, tante, abang, kakak, adik-adik, kerabat, dan teman-teman semuanya yang sudah datang membantu dan memberikan support kepada kami saat keluarga kami membutuhkan pertolongan. Biarlah Tuhan Yesus yang membalas kebaikannya semua.

Orang tua (bapak) penulis merupakan seorang pensiunan guru, dan beliau pekerja keras di masa mudanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami. Kami keluarga yang tidak berada, tapi bapak berusaha dan bekerja keras untuk kami, agar kami bisa hidup.

Ilustrasi Gavra cium opa Bulan. (Sumber gambar: dokpri/Asyer)
Ilustrasi Gavra cium opa Bulan. (Sumber gambar: dokpri/Asyer)

Melihatnya terbaring tidak berdaya karena stroke sebelah kiri membuat hati penulis 'sedih,' tapi sebagai orang yang merawat tidak ingin menunjukkan kesedihan tersebut kepada yang menderita sakit.

Merawat orang sakit, ini bukan kali pertama bagi penulis, di tahun 2011, penulis merawat istri yang terdiaknosa tumor ganas, dan puji Tuhan sembuh.

Kemudian, di bulan Oktober 2015, orang tua penulis yang perempuan juga mengalami stroke sebelah kiri dan dirawat di Sekadau (kediaman penulis).

Dan oleh kasih karunia Tuhan, pada tanggal 14 Juni 2018 ibu dipanggil Tuhan, penulis tidak terlalu merasa sedih yang amat mendalam, karena semua ada waktunya dan juga ada rasa kepuasan dan kebahagian tersendiri karena sudah ikut serta merawat ibu yang sakit pada saat itu, selagi beliau hidup.

Menurut penulis, tidak semua dari kita yang membaca tulisan ini bisa merawat orang tua, apalagi yang sakit, karena terbentur jarak tempuh dari kediaman sang anak (tempat mencari nafkah) dengan domisili orang tua yang jauh atau kesibukan dan hal lainnya yang menjadi penghalang, sehingga merawat orang tua pun menjadi hal yang sulit.

Penulis sangat bersyukur, masih diberikan kesepatan oleh Tuhan bisa merawat orang tua, baik ibu yang sudah tiada, maupun bapak yang saat ini ada di rumah penulis.

Dan hal inilah yang penulis rasakan bahwa adanya kebahagian tersendiri bisa merawat orang tua yang sakit.

Sekedar saran bagi kita yang masih memiliki orang tua, jenguklah orang tua kita selagi masih ada waktu, jangan sampai ada penyesalan ketika mereka sudah tiada, dan itu sudah terlambat. Dan jika bisa ikutlah merawat mereka di masa tuanya.

Tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang dan perlakuan khusus yang telah diberikan oleh Tuhan melalui orang tua kita hingga saat ini. Hal itu yang akan kita rindukan pada saat mereka tiada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun