Mohon tunggu...
Afiva Indryansa
Afiva Indryansa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Membaca adalah menjelajah tanpa melangkah, menyentuh pikiran tanpa bersua. Setiap kata membuka jendela, setiap kalimat menyalakan cahaya. Menulis adalah mencipta semesta, menyulam aksara menjadi makna. Dari pikiran yang liar hingga hati yang lirih, segala yang tak terucap menemukan rumahnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ruang Lingkup Teologi Lingkungan Hidup

6 Maret 2025   06:06 Diperbarui: 10 Juli 2025   03:37 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Menjaga bumi adalah tanggung jawab kita bersama—ketika tangan menopangnya, kita merawat ciptaan Tuhan dengan penuh kasih."

Oleh:

Afiva Indryansa
Rabiatul Adawiyah
Saif Arrasid
Heru Syahputra, S.Fil.I, S.Pd.I, M.Pem.I

Satu pertanyaan yang layak kita renungkan sebagai manusia yang hidup di tengah perubahan lingkungan adalah, "Sejauh mana kita benar-benar memahami hubungan kita dengan alam?" Sekilas, pertanyaan ini terdengar sederhana, tetapi jawabannya jauh lebih kompleks daripada sekadar interaksi biologis antara manusia dan ekosistem. Sepanjang sejarah, manusia kerap menempatkan dirinya sebagai penguasa, sementara alam dianggap sekadar sumber daya yang bisa dieksploitasi sesuka hati. Tetapi, apakah benar dunia ini hanya ada untuk memenuhi kebutuhan kita?. Di sinilah teologi berperan dalam membantu kita memahami relasi ini. Lebih dari sekadar ajaran tentang ketuhanan, teologi juga mengajarkan bagaimana manusia seharusnya memandang dan memperlakukan alam (Kartika, 2021). Dalam konteks lingkungan, teologi bukan hanya mempertanyakan eksistensi kita di bumi, tetapi juga menyoroti tanggung jawab moral dan spiritual yang melekat pada diri kita sebagai bagian dari alam semesta.

Namun, teologi lingkungan hidup bukan sekadar tentang agama dan alam. Ia membuka ruang pertanyaan yang lebih dalam: Apakah alam memiliki nilai di luar manfaatnya bagi manusia? Bagaimana konsep penciptaan membentuk cara kita memperlakukan lingkungan? Bisakah nilai-nilai spiritual membantu mengatasi krisis ekologi yang kita hadapi? Dan yang lebih penting, apakah kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan dunia yang kita tinggali ini?

Apa Itu Teologi Lingkungan Hidup?

Teologi lingkungan adalah bidang yang menyelidiki hubungan antara agama dan alam, terutama dalam hal lingkungan. Oleh karena itu, teologi lingkungan tidak hanya membahas aspek ketuhanan tetapi juga aspek lingkungan. Konsep ini muncul dari kesadaran bahwa ada hubungan antara apa yang dipercaya seseorang tentang agama mereka dengan bagaimana lingkungan mereka rusak. Teologi lingkungan adalah cara menghadirkan Tuhan dalam aspek ekologis. Teologi lingkungan adalah bidang teologi kontemplatif yang membahas hubungan antara agama dan alam, terutama dalam hal lingkungan. Di sinilah agama hadir dalam upaya menjawab masalah lingkungan. Agama menciptakan kesadaran lingkungan melalui teoritisasi ajaran agama tentang lingkungan. (Imam, 2013).

"Teologi Lingkungan Hidup" ini membahas bahwa Allah SWT secara struktural telah menciptakan alam dan isinya, termasuk manusia dan lingkungan hidupnya. Manusia diberi tugas untuk mengelola dan memakmurkan bumi sebagai khalifah Allah. Di seluruh sejarah kehidupan manusia, dinamika sosial telah mengalami perubahan, termasuk perubahan dalam masyarakat manusia dan lingkungan hidup manusia sebagai akibat dari tindakan manusia. Untuk mencapai kelestarian umat manusia dan lingkungan hidupnya, manusia sebagai sumber daya manusia (SDM) harus diposisikan dan difungsikan secara optimal sebagai penerima amanat dari Sang Pencipta untuk memelihara, memakmurkan, serta melestarikan lingkungan hidup sebagai sumber daya alam untuk mewujudkan kemaslahatan manusia secara keseluruhan di dunia dan di akhirat.(Muhammad Wahid, 2011).

Perspektif Keagamaan Tentang Alam

Seringkali, alam dan agama dianggap berbeda. Orang percaya bahwa agama dan alam tidak berhubungan satu sama lain. Meskipun demikian, agama dan alam terkait erat satu sama lain, terutama mengenai bagaimana agama mempengaruhi perilaku manusia terhadap cara mereka melihat dan bertindak terhadap alam lingkungan hidup di sekitarnya. Karena agama mengajarkan setiap anggotanya untuk peduli terhadap alam, agama secara implisit mengajarkan mereka pentingnya menjaga alam. Setiap kerusakan alam akan berdampak buruk pada manusia dalam jangka panjang. (Safrilsyah, 2014)

Dalam pandangan Islam, hubungan antara alam dan manusia sangat penting. Konsep ini menunjukkan bagaimana manusia berfungsi sebagai khalifah di Bumi dan berhubungan dengan ciptaan Allah selain bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan. Al-Qur'an dan Hadis memberikan prinsip dan arahan mengenai hubungan harmonis antara manusia dan alam. Mereka juga menegaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola Bumi. Alam semesta ini benar-benar indah dan sempurna diciptakan oleh Allah. Segala sesuatu yang ada di dalamnya, seperti air, udara, tanah, dan kehidupan berhubungan satu sama lain dengan cara yang menguntungkan satu sama lain. Oleh karena itu, manusia seharusnya bekerja sama dengan alam, bukan hanya mengambil keuntungan. Setelah menciptakan Bumi, Allah mengingatkan manusia untuk mempertahankannya. Namun demikian, limbah beracun dari pabrik terus merusak hutan dan mencemari lingkungan seperti laut dan sungai. Ketidakseimbangan ekosistem sering menyebabkan banjir menghantam perkampungan setiap tahun. Hal-hal buruk ini disebabkan oleh tindakan bodoh sebagian orang. (Nanang Jainuddin, 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun