Efek Vasektomi (KB Laki-Laki):
1. Prosedur 10-30 menit tanpa rawat inap
2. Tidak memengaruhi hormon, gairah seksual, atau kemampuan ereksi
3. Rasa nyeri ringan pascaoperasi, biasanya pulih dalam 1-2 hari
4. Risiko komplikasi sangat rendah (kurang dari 1%)
5. Sifatnya permanen, tapi bisa dibalik lewat prosedur tertentu (walau tidak selalu berhasil)
Dengan kata lain, dari segi medis, KB laki-laki (khususnya vasektomi) jauh lebih ringan dan minim risiko dibandingkan berbagai metode KB untuk perempuan. Namun, mengapa justru perempuan yang selalu dibebani?
Dalam Islam, konsep keluarga dan keturunan sangat dijaga. Namun, bukan berarti Islam menolak KB. Mayoritas ulama membolehkan penggunaan kontrasepsi, selama tidak membahayakan, bersifat sementara, dan dilakukan atas dasar kesepakatan suami-istri. MUI sendiri melalui Fatwa Nomor 3 Tahun 2005 menyatakan bahwa KB dibolehkan untuk tujuan maslahat seperti menjaga kesehatan ibu, ekonomi keluarga, atau jarak kelahiran. Metode permanen seperti vasektomi atau tubektomi bisa dibolehkan hanya jika ada alasan medis yang sangat kuat dan tidak ada alternatif lain.
Islam menekankan keadilan (al-'adl) dan musyawarah (tashawur) dalam rumah tangga. Jika perempuan bisa menjalani prosedur medis rumit demi mengatur kehamilan, laki-laki pun sepatutnya membuka diri untuk ikut ambil peran tanpa paksaan, tentu saja. Mengubah persepsi bahwa vasektomi bukanlah simbol kelemahan, melainkan tanggung jawab, adalah bagian dari dakwah keadilan dalam rumah tangga. KB bukan hanya tanggung jawab biologis, tetapi juga moral.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI