Social innovation Relay, adalah sebuah metode baru yang diterapkan oleh Prestasi Junior Indonesia (PJI) untuk pembelajaran tentang konsep inovasi sosial. Sebuah website yang interaktif, www.sir.ja-ye.org, menjadi sarana utama dalam kegiatan ini. Melalui website tersebut, para siswa yang berusia 15-18 tahun dapat mempelajari konsep inovasi sosial, wirausaha sosial (social entrepreneur) dan perusahaan sosial (social enterprise). Selain memahami konsep inovasi sosial, para siswa juga ditantang untuk mencari ide inovatif yang dapat menjadi bagian dari solusi permasalahan sosial di masyarakat. Puncak dari kegiatan yang didukung penuh oleh Hewlett Packard (HP) ini adalah kompetisi di tingkat nasional dan internasional dengan hadiah-hadiah yang sangat menarik, yaitu berupa laptop untuk setiap anggota kelompok dan guru pembimbing dan perjalanan ke Eropa selama 1 minggu untuk pemenang tingkat internasional.
Melibatkan Sukarelawan dari HP
Berdasarkan penuturan Bpk. Andre Young Dipo Presma, (Country HR Manager), HP Indonesia telah mulai mempelopori secara aktif kegiatan inovasi sosial sejak 2011. “Setiap kuartal, HP Indonesia membuat kegiatan yang memberi pengaruh kepada masyarakat dan memperkenalkan kegiatan sukarelawan kepada karyawan HP.” Menurut Pak Andre, begitu beliau akrab disapa, kegiatan ini juga bermanfaat bagi karyawan perusahaan HP. “Keterlibatan sukarelawan pada kegiatan ini, yang merupakan para karyawan HP, secara tidak langsung turut menyumbang kepada keterikatan/bonding dari para karyawan HP. Oleh karena itu ketika Social Innovation Relay ditawarkan kepada HP Indonesia, kita dengan semangat memberikan dukungan sepenuhnya karena kita menyadari bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang berbeda dan pertama kali di HP Indonesia.”
Untuk menarik minat para karyawan HP menjadi sukarelawan dalam kegiatan ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Namun Pak Andre memiliki kiat-kiat khusus untuk mengatasinya, “Kita biasanya meluncurkan pengumuman yang menarik untuk menarik minat para sukarelawan. Karyawan HP bisa mencatat volunteer hour ke portal di HP dan mendapat vouchers yang bisa digunakan untuk menyumbang kegiatan di yayasan yang ditunjuk. Ini juga merupakan motivasi bagi karyawan HP.”
Belajar Secara On-Line dari Mana Saja
Sejak dibuka pendaftarannya bulan Januari 2013, sampai dengan akhir Mei 2013 peserta yang telah mendaftar hampir mencapai 1000 orang. Namun hal ini bukan tanpa kendala. Keterbatasan sarana komputer dan internet bagi siswa di sekolah tidak menghalangi siswa untuk belajar dan mencoba membuka website Social Innovation Relay dan mengerjakan kuis tentang inovasi sosial. “Walaupun terkadang komputer di sekolah penggunaannya agak terbatas, saya berusaha dengan belajar bersama teman yang mempunyai laptop dan modem ataupun di warnet (warung internet),” demikian penuturan Rudi Darmawan, salah seorang peserta dari SMK di Jakarta Utara. “Kuisnya seru. Setelah ngerjakan kuis, kita bisa langsung mencetak sertifikatnya, lalu kita pikirkan kira-kira apa ide kita untuk menjadi solusi masalah sosial, nah, ini perlu diskusi dan cari-cari ide di internet juga”, tambahnya.
Ibu Siti Laela, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 20 Jakarta menuturkan, “Kendala yang kami hadapi diantaranya, kurangnya waktu untuk mendapat bimbingan dalam kegiatan ini, karena ini adalah kesempatan pertama mereka. Ketika siswa menghadapi kebuntuan dalam berdiskusi, mereka bingung kepada siapa mereka harus bertanya karena kami pun sebagai guru masih belum berpengalaman dengan kegiatan ini.”
Harapan yang Ingin Dicapai
Menjadi seorang innovator sosial memang bukanlah hal yang mudah, tetapi kegiatan ini telah menjadi langkah awal dalam mendidik generasi muda Indonesia untuk menjadi innovator-inovator sosial yang handal di masa depan. Seperti disampaikan Pak Andre, “Harapan saya dan HP tentu saja kegiatan ini akan sukses dan memberikan kesempatan untuk belajar bagi para siswa maupun sukarelawan HP. Harapan saya yang paling besar adalah bahwa Team dari Indonesia bisa terpilih menjadi juara dalam kompetisi Internasional.”
Hal yang senada juga diutarakan oleh Ibu Laela, “Dengan adanya kegiatan ini diharapkan generasi mendatang akan lebih percaya diri terhadap kemampuan dirinya dan lebih peduli terhadap lingkungan.” Tentunya kita semua berharap agar kegiatan Social Innovation Relay yang dimulai sejak Januari 2013 dan puncaknya kompetisi Internasional pada bulan Juli 2013 ini dapat terlaksana dengan sebaik mungkin dan menjadikan generasi muda Indonesia sebagai inovator-inovator sosial untuk Indonesia dan dunia yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI