Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siasat Belajar di Kompasiana

1 Oktober 2011   10:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:26 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengikuti gelombang tulis menulis di Kompasiana sekarang ini saya juga bisabisa bilang : Bodohnya aku! Atau : OK.Menyimak. Kuatur Siasat “Belajar” di Kompasiana. Atau : bilang : Cuek, aku punya misi sendiri dengan fiksi, opini, humor disini. I am at home here.Bagaimana tidak.?

1.Conecting and sharing (situasinya)

Situasi nyata adanya Saling mempangaruhi ini diakui seperti (29 September 201111:14:04) Odi Silallahi menulis dengan tegas faktaConnecting and Sharing ini sbb :

“dengan berbicara, gabung pikiran dan hati
kita bisa saling menyadari
tentang kelemahan dan kekuatan diri
sehingga bisa saling melengkapi
hal ini bisa mungkin terjadi
karena niatan memang untuk saling berbagi”

(http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2011/09/29/biarkan-kita-bicara/)

Dapat kita lihat ini :Katedra Rajawen Jr menulis tt kategori kompasianers disini :

http://hiburan.kompasiana.com/humor/2011/09/28/penulis-ecek-ecek-esek-esek-unek-unek-dan-bikin-eneg/mengaku sebagai penulis bikin eneg. Tulisan ini merupakan tanggapan bagi Mas Herman Hasyim yang menyebut diri sebagai Penulis Ecek-ecek dalam: http://media. kompasiana.com/mainstream-media/2011/09/28/sadarlah-wahai-penulis-ecek-ecek/“…jangan kaget bila di sudut kamar saya terpampang tulisan mencolok berbunyi: Sadarlah, Wahai Penulis Ecek-ecek!”….

Rangkaian tulisan juga membuat suasana kesinambungan boleh dikesankan, meski ada factor lain masuk. Tulisan dimaksud: Mas Odi S. menulis dengan Tags-nya : Uneg-uneg, menunjukkan kekesalannya terhadap Admin. di http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/ 2011/09/ 29/lagi-dan-lagi/. Ade Supriadi seperti memberi dirinya sebagai contoh mengatasi kekeringan ide, dalam postingannya ini : http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/29/nggak-ada-ide-untuk-menulis-tenang/ . Odi S.kembali dengan Screamsnya ngaruara. di : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/09/29/daftar-tulisan-tidak-bermutu-atau-tidak-bermanfaat/ dengan panjangnya rangkaian tanggapan teman pula

2. Contoh/ilustrasi lain,

a.Pakai/Pinjam Rumusan : Saya suka mengutip tulisan Pak Yulianto ini karena saya memang sehati disini: “Cobalah mulai  menuliskan  hal hal yang menggugah perasaan, mengguncang emosi, memulihkan jiwa, dan memberi pengharapan pada pembaca. Juga tuliskanlah  hal hal yang membuat pembaca Anda makin mengenal kekuatan cinta, pengampunan,  dan membuatnya bersyukur serta  tersungkur di kaki Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Yulianto di http://media.kompasiana.com/buku/2011/05/13/tulisan-yang-tak-sekedar-pemuas-akal-tapi-mengubah-hati/)

b. Tulisan teman sebagai aspirasi menulis. mBak Arimbi ngaku: di http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/09/28/jangan-jual-marah-dengan-harga-murah/*Tulisan ini terinspirasi kalimat sakti Bapak Astoko Datu, “Marah jangan terlalu dijual murah. Jangan terlalu percaya kita bisa menyelesaikan masalah dengan marah.” di : http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/09/27/marah-produktif-vs-marah-kontraproduktif/

c. Tulisan rekan yang diambil manfaatnya, pelajarannya, daya tariknya pesannya guna menunjang karya tulisnya. Disini : http://filsafat.kompasiana.com/2011/09/29/pilihan-alternatip-keputusan/ saya mengutip tulisan Nyimas Herda ini: “Hidup ini merupakan sebuah pilihan, seperti juga arah bisa ke kanan atau juga boleh ke kiri. Manusia yang merdeka tentu paham dan mengerti, keterpaksaan ataupun dipaksa tentu tetap sebuah pilihan..meski mengancam kemerdekaan mereka.” (http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/09/24/bermoral-atau-tidak/ .)

d.Gaya tulisnya diambil.Seperti gaya membuat daftar orang yang sebelumnya sekedar menyebut satu dua orang, ditingkatkan menjadi lebih dan sepertinya diberi evaluasi, dan itu menarik. Gaya daftar orang menjadi trend. Teman-teman pembaca ingin tahu dimana posisinya.

e.Sarana menghargai pertemanan.

f.Interaksi dengan Admin :

·ikuti aturannya

·jalin pertemanan

·komentar atau menulis tentang kebijakan Admin

3. Pengaruh Target Kompasianer

Target ditentukan oleh Visi Misi masing-masing Kompasianer dalam berkarya. Visi Misi dan Cita-cita pribadi penulis menentukan target-target khusus sewaktu membuat karya tulisnya saat tertentu itu. Seperti pernah saya gambarkan dan tulis dalam “Siluman membawaku dengan kereta kencana” http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/09/15/siluman-membawaku-dengan-kereta-kencana/ Saya amati dari dua Antologi FFK dan MPK.Saya tulis adanya penulis yang penuh percaya diri, ada yang low profile ada yang eksplisit mengaku sedang belajar.

Kaitannya dengan pembelajaran dan sikap dasar para penulis saya lihat sikap mereka terhadap trend pendapat umum di Kompasiana menjadi 4 kelompok:

·“Bodohnya Aku”, sikap dari para perfeksionis, dan low profile.

·Menyimak dan Belajar, low profile dan moderat.

·Ngabodor dan Cuek, cara khas humoris, mungkin cerdas menyikapi mungkin sembunyi dibalik lelucon.

·At Home ,anjing menggonggong kafilah jalan terus.

Jadi Visi Misi, Target, Sikap Dasar ketiganya memberi warna bentuk dan nada penulisan atau lahirnya tulisan-tulisan yang dapat kita baca.

4.Strategi : Analisa dampak.

Setiap penulis ingin karya tulisnya dibaca banyak orang. Menulis dapat menggunakan kecerdasan untuk memperoleh pembaca. Selain diupayakan agar tulisannya bagus, enak dibaca, menarik isinya, kiranya perlu dipelajari dampak-dampak dari setiap tulisan milik siapa saja. Tulisan di Kompasiana biasa tidak terlalu panjang dan banyak ragam, gaya penulisan maupun pilihan materinya.

Kita bisa amati pertama dari panjangnya rentetan komentator. Penulis yang cerdas bisa saja merancang tulisan yang pasti mendapat reaksi banyak komentator. Dari materi, misalnya thema agama, daftar nama kompasianer secara evaluatip, kontorversial-issue politik. Pertanyaannya :Apa kita menulis hanya untuk cari komentator ?.

Kita bisa amatiadanya tulisan-tulisan yang menyakiti hati, mengecilkan semangat, tegoran yang keras, sentuhan keras, bahkan kesalah pahaman, biasanya akan menarik perhatian. Pertanyannya: Apakah itu tujuan penulis yang cerdas, arif dan bijak ?

Kita bisa amati tulisan Pak Odi S beserta ekor komentarnya bagaimana HL disikapi dan kebijakan Admin menjadi sasaran tembak. Dan ternyata banyak Kompasianers sangat peduli pada peran penilaian Admin dengan HL.

5.Mengamati Limbah Meme

Google memberikan : “Meme (biasa dibaca mim) adalah idea, sikap/perilaku atau gaya yang menyebar dari orang ke orang lain dalam sebuah budaya, misalnya budaya tulis menulis di Kompasiana.Meme bisa merupakan unit saluran gagasan, symbol atau kebiasaan, yang memang dapat disalurkan dari pikiran seseorang kepada orang lain melalui tulisan, pembicaraan, penampilan, acara atau gejala apapun yang bisa ditiru.

Sebenarya dari semua tulisan ini sedang membahas kerja dan kegiatan si Meme itu di Kompasiana. Saya melihat ada beberapa buah, dampak, dan atau akibat dari proses saling mempengaruhi yang tidak kita inginkan, seperti kemarahan, pembalasan, frustrasi dan lainnya. Itu yang saya sebut limbah.

Admin dan kita semua boleh memperkirakan siapa-siapa nanti akan bertahan di Kompasiana dimasa depan. Tetapi saya yakin Admin tidak kurang bijaksana dalam mengelola medan Connecting and Sharing ini. Dan Kompasianers semakin cerdas merancang postingan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun