Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Itu Indah

24 Januari 2023   08:13 Diperbarui: 24 Januari 2023   08:23 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Belum lama saya menerima kiriman lewat WhatsApp sebuah foto dari dua pasfoto lelaki dan perempuan yang tertawa lebar. Diatasnya tertulis tebal suatu humor begini :< My neighbour just finished writing a book on "How To Make Money".- Now he needs money to publish it. - I told him to read the book. >

Harapanku saya menulis artikel simpel ini, jangan anda menyuruh saya baca itu dulu tulisanmu. Bicara soal hidup yang indah, tetapi hidupku terasa belum indah. Hidup dan kehidupan adalah fenomena dan realitas yang hampir tidak terdefinisikan. Sementara "yang indah" juga sangat relatif.  Tetapi keduanya bisa dialami, dihayati, dirasakan, ditangisi atau dirindukan. Kata Hidup itu indah saya ambil dari beberapa pesan yang puetis.

Sebagai manusia pembelajar sepanjang hayat, seperti saya tulis di profil akun saya, sayapun suka belajar dari rekan rekan penulis khususnya dikompasiana ini. Hal itu boleh dan termudah pembaca membuktikan, mengeceknya.

Terakhir saya belajar dari rekan yang bener senior Pak Katerajawen dengan 180.443 Point bergabung di sini sejak 22 Oktober 2009. Dia mengaku merindukan Pencerahan Hidup dalam menulis. Dengan menulis dia sekaligus mendengar suara hati dan berkarya kasih untuk sesama. Kerendahan hatinya tercermin dalam karya yang belum basi, Puisi : Evokatif. (Evokatif Halaman 1 - Kompasiana.com) Dia masih seperti menyangsikan dan berharap karyanya benar 'menggugah rasa' bagi pembaca tidak sekedar keindahan kata kata dan diksi yang mungkin kurang logis. Menulis, Pencerahan hidup, Penggugah Rasa adalah kata kata penuh makna. Bagiku penulis sendiri membagikan diri Hidupnya yang indah sekurangnya lewat Kompasiana.

Irwan Rinaldi Sikumbang yang hampir selalu membaca tulisan saya, dengan point 168.890 Point, dalam profile nya tertulis: "menulis untuk menikmat kehidupan." bergabung  27 November 2013, dia adik saya dalam umur dikompasiana ini, tetapi kakak saya jauh dalam prestasi. Irwan sungguh memahami kehidupan yang dinikmati. Selalu tercermin pada tulisannya, dari respon pembacanya, dan sikapnya pada cara dia memberi penilaian tulisan orang lain. Memberi nilai"Inspiratif" adalah tanda dia masih sempat bisa menerima inspirasi dari yang dibaca. Dia pembelajar dan pembaca cerdas kehidupan ini.

Di Kompasiana hanya orang asing atau pendatang baru bila tidak mengenal dan pernah belajar dan diajar oleh Sang Maestro, Tjiptadinata Efendi. Lahir di Padang 21 Mei 1943 bergabung disini, 14 Oktober 2012, tertulis punya 341.344 Point. Usia di dunia maupun di kompasiana sungguh adik saya tetapi kakek saya dalam prestasi dan kehidupan. Bagaimana tidak saya belajar dan diajar olehnya bersama isteri yang juga kompasianer. Dari tulisan dan komunikasi singkat memberi pesan dan tauladan dalam berkompasiana.  Dia dan Ibu Rosa banyak juga menulis dan berkomentar yang memberi makna dan pembelajaran, mendorong kehidupan yang indah.

Sebenarnya pasti lebih banyak lagi Kompasianer yang layak disebut. Tetapi tidaklah indah nanti tulisan ini menjadi komentator sesama semata.  Sebab maksud hati mau membaca hidup yang indah. Hidup yang dihidupi dengan kesadaran tinggi mengarah pada hidup yang indah, tampak dalam berkarya tulis dan konsisten tampak sejak awal. Saya mempunyai teman-teman mantan kompasianer dari tahun sebelum 2013  yang sudah tidak aktif disini tetapi masih berkomunikasi dan masih membawa kehidupan indah masing-masing.  

Hidup dan kehidupan yang indah, yang hampir tak terdefifisikan itu saya ambil dari dunia sastra yang sudah tidak bergengsi. Keseharian terlontar dan diterima nyaman oleh banyak orang di medsos. Dalam sebulan ini saya mengumpulkannya kata itu dari belasan tulisan disana.

Maka saya mencoba memaknai dari beberapa sudut pandang keseharian. Ada empat hal yang ditandakan dalam yang namanya "indah"  (1) Tidak berlebihan, atau dilebih lebihkan, proporsional. (2) harmonis, laras, seimbang,(3) istimewa, baru, unik, ekspresif, asli. (4) menarik, ada sisi yang kontras,  Semuanya menjadi sebuah pelangi alangkah indahnya untuk dilihat, merdu didengar, enak dirasakan membuat kita senang nyaman bahkan damai atau sukacita.

Indah yang multi rasa itu pada umumnya karena sumber atau penciptanya pemikirnya mempunyai visi dan misi, serta latarbelakang mindset yang berbeda beda, sehingga keindahan bisa menjadi relatif pemaknaannya. Tetapi semua indah. Dan itu akan menjadi sedikit rumit lagi bila sebuah karya dinilai dari moral dan atau keimanan. Tetapi semua saya sebut indah seperti gambaran ketiga kompasianer yang saya paparkan diatas.

Maka untuk sampai pada saran tindakan menghidupi kehidupan yang indah saya belajar dari sekitar belas ungkapan hidup yang indah. Satu diantaranya sebagai contoh saran itu berbunyi : "Indahnya hidup bukan karena banyak orang mengenal kita, tetapi seberapa banyak orang bahagia karena kita".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun