Dan pertanyaanya siapa yang harus melakukan tindakan itu. Saya kira bukan para pengamat dan kritisi, bukan para juru warta, tetapi subyek2 terkait. Â Berita dibawah ini saya rasa sangat berbicara sebagai illustrasi tentang masalah vaksinasi . Juru warta bahkan orang luar negeripun boleh berkomentar. Tetapi siapa subyek yang paling terkait :
"Untuk bisa melakukan sampai satu juta, dua juta per hari, pemerintah tidak mungkin lakukan itu sendiri. Pemerintah harus melakukannya bersama-sama dengan pihak semuanya, termasuk juga swasta, terutama start up-start up yang didesain oleh anak-anak muda," ungkap Menkes Budi. "Ini bukan program yang individualis, ini program yang sangat sosialis. Dan untuk itu butuh dukungan dari semua komponen bangsa," imbuh dia. (https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/menkes-bicara-target-vaksinasi-corona-pertengahan-2021-hingga-diejek-negara-lain/ar-BB1ecTQ9?ocid=msedgdhp)
Terhadap masalah sosial kemasyarakatan sangat dibutuhkan sikap kepedulian sosial. Dan belajar dari waktu sebagai aktivis LSM Ketahanan Pangan dan Hidup pedesaan dari tahun 1990-2010. ada dua cara pendekatan menghadapi masalah Pangan dan dan Hidup kebersamaan di desa. Setelah dua -tiga petugas mengadakan survey maka disusun rancangan membuat masyarakat itu menyadari masalah mereka untuk menuju situasi yang diharapkan bersama. Pada periode sebelum th 2000 aktivis bermusyawarah dengan warga masyarakat menggali keprihatinan dan yang menjadi masalah. Masalah bagaimana segala hambatan untuk maju dalam kebiasaan yg sudah ada itu diatasi. Ada sembilan langkah menghadapi masalah sampai pelaksanaan mencapai target terget yang di sepakati warga bersama. Â Pada periode setelah th 2000 Keprihatinan bukan menjadi topik lagi, tetapi kesuksesan yang pernah dicapai warga bagaimana itu di tingkatkan.
Adapun yang ingin menjadi "catatan" dari warga desa tersebut diatas adalah penggali masalah adalah pembuat solusi dan pelaksana eksekusi. Aktivis LSM hanya sebagai motivator,katalisator untuk innovasi dari warga sendiri. Disini 'masalah' dibiaskan menjadi upaya positip kearah target target yang mau dicapai dengan pemecahan masalah.
Maka pelajaran paling berharga bila kita dengan pandangan positip menelusuri permasalahan dapatnya sampai pada kesimpulan perubahan sikap pribadi : Mengubah hambatan permasalahan menjadi Tantangan. Sebuah perjalanan "jauh"(@TauRa), tetapi mungkin sekali.
Demikian sepintas permenungan semoga bermanfaat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah menunjang permenungan ini, Kompasianer @TauRa, Bp.Tjiptadinata Effendi, juru warta msn.com dan lainnya. Dan tolong terima permintaan maaf bila ada salah kata, dan salam hormat saya.
Ganjuran, Maret,04 2021. Emmanuel Astokodatu