Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anggun Berbusana Setelah Telanjang

27 Februari 2021   17:17 Diperbarui: 27 Februari 2021   17:33 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan saya beberapa waktu yang lalu judul "Telanjang badan dan telanjang spiritual" mendapat tanggapan bagi saya lebih dari biasa. Terima kasih kepada para Pembaca pula terlebih atas salah satu masukan yang menambah wawasan dari Rekan Katedralrajawen tulisnya ini :

"Menarik sekali tentang ketelanjangan ini.Secara fisik manusia makin telanjang dengan dengan mengurangi atau bahkan melepaskan pakaiannya. Namun secara spiritual manusia malah makin melengkapi spiritualnya dengan pakaian. Kemunafikan, kebohongan, iri dengki, serakah dll."

Saya merasa rekan saya ini memberi tahu saya masih dalam kacamata ketelanjangan tetapi suatu kenyataan tersendiri dimasyarakat yang saat saya menulis lepas dari pengamatan saya. Oleh karena itu saya ingin membayar hutang kekurangan pada tulisan saya itu. Yaitu dengan bagaimana sebaiknya berbusana anggun dan elegan setelah secara spiritual kita bisa menelanjangi diri.

Pakaian yang kita kenakan bukan kemunafikan dan kebohongan. Bahan dasar baju jas kemunafikan dan kebohongan itu adalah kesombongan, jatidiri yang palsu serta identity pasaran yang diviralkan. Iri dengki dan serakah cuma celana bawah yang makin tidak berharga.

Saya ingin menulis, sambil berfikir berproses tentang pakaian anggun dan elegan, yang bisa dikenakan selamanya tanpa luntur dan kehilangan harum dan pesonanya.Yaitu sikap "belajar sampai tua".

Siapapun khususnya mereka yang sudah lepas dari bangku sekolah/kuliah bisa berpakaian anggun belajar sampai tua. Ibu rumah tangga, satpam perusahaan, sopir bus travel. Ada pengertian autodidak, belajar tanpa guru. Itu bagus!

Otodidak, autodidak atau sebutan lainnya yaitu swasiswa merupakan orang yang tanpa bantuan guru bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan dasar empiris yang besar dalam bidang tertentu. Mereka mendapatkan pengetahuan tersebut dengan belajar sendiri. Wikipedia

Tetapi otodidak dialamatkan pada umumnya kepada para profesional bidang tertentu yang mencapai kemampuan untuk profesi yang mungkin "langka". Meskipun bila mau bicara ibu rumah tangga pun dapat mengatakan memperoleh keahlian melalui otodidak dibidang kerumah tanggaan. Sopir, tehnisi, satpam, pembatu rumah tangga pun boleh mengatakan memperoleh tingkat keahlian melalui otodidak.

Seorang Kompasianer Alfiah Qurrotu bicara tentang profesi guru menulis : "Guru yang efektif itu adalah mereka yang senantiasa ingin belajar lagi dan lagi. Berupaya untuk selalu bertumbuh. Guru yang efektif itu, mereka yang terampil, menguasai, ramah, konsisten, terorganisir, dan tentunya inspiratif. (Menjadi Guru yang Terus Bertumbuh Ala Buku The First Days of School Halaman 2 - Kompasiana.com)

Jadi Sikap selalu ingin belajar adalah yang menjadi kunci dan inti busana anggun "belajar sampai tua" untuk siapa saja. Lalu apa yang bisa dikerjakan? Jelas pula kita tidak perlu lalu mati-matian mencari kesempatan untuk ikut seminar ini seminar itu. Itupun Elok pula, bagus. Memang dewasa ini ada keterbukaan kesempatan pelatihan dan atau pendidikan untuk orang dewasa dalam beberapa ketrampilan.

Membuka Googletoh dipertemukan pula dengan teman sendiri Kompasianer Halim Malik pada Februari 22, 2011 menulis panjang dengan 56591 pembaca, berjudul : "Teori Belajar Andragogi dan penerapannya". Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun