Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Cerita Fiksi dan Puisi

12 Oktober 2020   17:15 Diperbarui: 12 Oktober 2020   17:27 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahan menulis menurut hemat saya adalah hal-hal buah membaca pengalaman pribadi yang pernah diendapkan diredakan, dihayati dalam keheningan. Tentang hal ini saya mempunyai cerita tersendiri. Cerita ini bukan fiksi, meski narasi dari masa dulu.

Sukojo adalah Pemuda Rakyat,(onderbouw PKI) tinggal disebelah rumah Itu tahun 1948. Ayahnya karyawan bengkel pada pabrik gula. Dan saya masih anak klas satu Sekolah Rakyat.  

Sekali waktu kami anak-anak diundang bermain dirumahnya. Dan yang kami senang bila waktu makan siang tiba, seadanya anak-anak sepermainan itu diajak makan bersama. Dan kebanyakan kami punya kebiasaan berdoa sebelum makan. Dan berdoalah beberapa dari kami. Sukojo tiba-tiba menarik piring makanan yang siap kami santap.

Sukojo sambil memegang piring saya bertanya :  Dik siapa yang beri makanan ini ?

Jawab saya :  Mas Kojo

Kata Mas Kojo:  Kenapa kalian tadi berterima kasih kepada Tuhan ? Dimana kaliyan lihat Tuhan memberi makanan dipiring ini ?

Saya dan teman-teman yang berdoa itupun hanya bisa berdiam diri. Dan Sukojo melanjutkan pidato singkatnya. Selesai, baru kami boleh melanjutkan acara makan siang bersama tu.

Pada tahun 1990 saya melihat dia pergi ke gereja. Pada suatu waktu saya sempatkan menemuinya dirumah tinggalnya di desa sebelah. Setelah saling menyapa, kembalikan nostalgia dimasa kecil saya dan dia boleh dikatakan pengasuh saya, dia bercurhatlah panjang lebar.

Ternyata Sukojo sebagai aktivis PKI sejak peristiwa G30S menjadi buronan, tertangkap dan masuk ke P.Buru. Dikisahkan olehnya di P.Buru dia mendapat pelatihan kerja, dan disempatkab banyak membaca. Diapun berkisah di P.Buru itu teringat dan terbayang keluarga ayah bunda saya dan desa kami seluruhnya. Akhirnya dia berkeluarga dan karena binaan dan bacaan yang dia tekuni dia menjadi seorang kristiani.

Sepulang dari kunjungan dan dialog dengannya menjadi banyak hal yang masuk ke benak saya. Penjara dan bacaan mengubah pola pikirnya, atheismenya, dan ditemukan keyakinannya. Lingkungan dan suasana yang akomodatip membantu orang menemukan dirinya sendiri, dan siap membuat perubahan yang mendalam.

Saya ini menulis fakta, dan pengalaman yang sudah saya olah sekian lama menjadi buah wawasan dan ini saya berbagi (baca: menulis) apa yang saya alami (baca) dari hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun