Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Globally Thinking, Locally Act

19 Agustus 2019   09:24 Diperbarui: 19 Agustus 2019   09:34 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cita-cita dan Rasaboleh melambung, tindakannya tetaplah membumi. Biasakan berfikir menyeluruh,kontekstual, lengkap dan teliti, keatas kebawah, anda akan mengalami sesuatu buah yang tidakterduga untuk bertindak cerdas.

Nasehat ini sudah lamadi masa-lalu saya, saya dengar. Tetapi saya merasa itu merupakan kebijaksanaanyang tidak mengenal basi. Hal itu akan saya coba illustrasikan dengan visikepemimpian Presiden Jokowi. Masa kepemimpinan Presiden Jokowi periode 2014-2019.mari kita lihat lewat buku yang ditulis oleh seorang penulis biografiAberthiene Endah, sebelum Pemilu 2019 ini. Dan butir-butir Pidato kenegaraan dalamrangka Peringatan 17 Agustus 2019 yang mencerminkan visi kepemimpinan Presidenkedepan. 

"Negeri ini pasti akandilimpahi cahaya ketika kita berhasil menguak kabut. Dan kita sedang beradadidalam proses itu. Indonesia menuju yang lebih baik." Sebuah frase dari buku"Jokowi Menuju Cahaya" halaman 10, karya tulis*) Alberthiene Endah. Dalam bukuini terpapar bagaimana sebuah wawasan yang luas, seluas NKRI dan hubungannyadengan mitra Negara sedenia dan dimulai dengan kerja kerja kerja nya sendiridan upaya blusukan dan focus kepada infrastruktur. Dan kritik dari lawan sangatkeras terungkap di mas-media semakin menunjukkannya fokus kerja yang membumi. 

Alberthiene Endahsekurangnya, memberi paparan wawasan dan pertanggungan jawab pelaku PresidenJokowi tentang :  Blusukan, untuk mencariinformasi asli dan kebenaran dan menggali akar masalah; tentang mengapaInfrastruktur; tentang Kebersamaan bekerja; tentang terlebih dulu Wadahnya  baru Manusianya. Demikian saya menangkapnya sebagaiillustrasi sebuah wawasan Globally Thinking, Locally Act. Pandangan Jokowiseturut rekaman penulis buku itu dikuatkan oleh kesaksian atau testimonydari  orang "pengamat" terpilih. 

Seorang mantanPresiden, B.J.Habibie memberi kesaksian yang diberi judul : Ia teguh di dalamniat baik. Ia (Jokowi) sangat tenang membuat strategi yang cerdas mengurai satupersatu masalah negeri ini. .... "Sebagai mantan Presiden dan sebagai rakyatIndonesia saya berterima kasih memiliki presiden seperti dirinya".(hal.372-373,opcit)

Seorang teman kerjaJokowi, Moh. Jusup Kala, wakil presiden RI ini bersaksi, mengakui memiliki visisama .....melihat "segudang" permasalahan. Pak Jokowi menciptakan langkah-langkahyang stretegis yang mengurai persoalan demi peningkatan hidup rakyat se NKRI. (hal374 -- 375 opcit)

Seorang pembantu dekat,menteri dalam cabinet saat itu, Budi Karya Sumadi, Menhub bersaksi tentangpengambilan keputusan yang berani, system control yang khas pada proyek-proyekyang sedang digarap. Keputusan yang berani, disertai konsistensi pelaksanaanmisalnya peningkatan kwalitas bandara yang sebelumnya diperkirakan sepi;pelaksanaan rencana lama : MRT. Pembangunan pelabuhan di pulau terpencil diperbatasan. "Pembangunan jalan tol, pelabuhan dan bandara, bukan semata untuk kepentinganekonomi dan kelancaran transportasi saja. Tapi juga untuk menyatukan bangsa.Kemudahan bepergian dari satu daerah ke daerah lain akan membuat bangsaIndonesia semakin hangat dan dekat satu sama lainnya." (wawasan global) "PakJokowi pemimpin yang menjalankan tugasnya dengan makna dan tujuan indah bagirakyat" demikian Menhub. Itu berarti bagi saya Intuisi dan keyakinannya luarbiasa. Wawasannya luas, jauh, tetapi tindakannya praktis dan membumi. (Hal.376-378opcit)

Seorang Dato' SriProf.Dr.Tahir wakil dari dunia usaha mengagumi keberanian tetapi jugakejernihan mengurai masalah. Lebih dari yang lain sehingga bagi yang lainsungguh kebijaksanaan yang Melambung/melangit tetapi tindakannya menyelesaikan dengannyata seperti tentang hi-cost economy demi kemudahan investasi yang sehat dankondusif.(hal 379-390 opcit)

Seorang Addie MS,seorang musisi, wakil masyarakat non politis mengatakan bahwa kepemimpinanseperti itu juga "mambuat rakyat memiliki harapan baik".  Rakyat diajak menyadari hal-hal yang harusdibenahi. (hal.381-382 opcit) Dan dia sendiri rela dikritik, dia tidak"mempermalahkan diri kami sendiri".(hal 356 dst opcit)

Dari illustrasi yangsaya angkat ini ternyata kebijaksanaan yang disebut luas menyeluruh ini(Globally thinking) ini membutuhkan kecerdasan, memori, ketelitian melihat dankeberanian mengambil keputusan dan pilihan dalam membumikan di masa kekiniannyadan kedepannya. (Locally act) .

Akan tetapi pertanyaanberikutnya ada factor pendukung lagi yang diperlukan untuk melaksanakanGlobally thinking itu (?). Albertyhiene Endah bersama Addie MS menyatakan seperti tersebut diatas "Tidak mempermasalahkandiri sendiri". Itu berarti ada ketulus-iklasan dan kematangan pribadi dewasa,tidak ada problem kepribadian, kerendahan hati yang benar.. Dan itu diilustrasikanoleh buku itu betapa pribadi itu ditempa seperti dari masa muda, masa-masajabatan-jabatan sebelumnya. Disana ada konsistensi dan pinjam istilah Bp.Habibi : "Ia teguh dalam niat baik".

Dukungan yang sangatpenting untuk kebijakan Globally thinking Locally Act ini adalah dukungansocial. Dukungan social digambarkan dalam buku itu adalah keluarga, teman kerjadan masyarakat yg dikunjungi dengan blusukan. Tetapi akan sangat lebih nyata,mari kita lebih menengok konsistensi visi (thinking) dari ucapan Presidensendiri. Kita lihat sepintas pidatonya.

Catatan saya tentang Pidato Presiden tg 16 08 2019 yang lalu dibawah ini tentu tidak komprehensifdan mungkin diwarnai sudut pandang saya tetapi saya akui saya terkesan sebagaipandangan yang Globally Thinking itu.  Sayamencatat secara keseluruhan dalam 12 butir ini: 

1.      DiawaliFormalitas resmi

2.      KeSantunanmenyebut dalam urutan dan penghargaan kepada para eksponen negarawan

3.      VisiKeindonesiaan se Nusantara visi Pendiri Bangsa

4.     Potensi2 Pembangunan dibawah kepemimpinannya.

"Sayalah yangmemimpin lompatan kemajuan kita bersama".

5.     Tantangan2globalisasi (trend pengaruh dunia luas) terhadap Budaya, dan Pancasila 

6.     Kita tidak takut untukketerbukaan dan inovasi2, perubahan.

7.     Perubahan geopolitik dangeologis iklim dengan ancaman2nya

8.     Kebutuhan akan ilmupengetahuan, teknologi dan perubahan system SDM 

9.      Kita butuh inovasi-inovasi yang disruptif yangmembalik ketidakmungkinan menjadi peluang. Yang membuat kelemahan menjadikekuatan dan keunggulan. Yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yangmengubah kesulitan menjadi kemampuan. Yang mengubah tidak berharga menjadibernilai untuk rakyat dan bangsa

10.  "Saya sangat menyadari bahwa strategi tersebut membutuhkanekosistem politik, ekosistem hukum, ekosistem sosial yang kondusif. Kita butuhuntuk terus melakukan deregulasi penyederhanaan dan konsistensi regulasi"

11.  Peningkatan kwalitas dan kultur aparat.

12. "memintaizin dan dukungan dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dantokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izinuntuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan. Ibu kota yang bukanhanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan bangsa. Inidemi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi".

 

Dari duabelas butirtersebut diatas saya mencatat lima pokok yang menarik saya sebagai pokok visiyang di pegang  yang memberi makna kuatbagi saya sebagai pola piker yang Globaly Thingking and Locally Act,  itu yaitu :

1.     NKRI dan Pancasila sebagai visi harga matiwarisan para Pendiri Bangsa (sub no 3)

2.     Globally Thinking menatap tantantanganglobalisasi yang mondial (sub no 5,7)

3.     Sikap sadar akan kebutuhan ilmupengetahuan, teknologi, perubahan system SDM dan kebutuhan  peningkatan kwalitas dan kultur aparat (subno 8,11)

4.     Syarat dan dukungan untuk strategi itu  adalah ekosistem politik, hokum, social yangkondusif, dan deregulasi prosedur birokrasi kearah penyederhanaan yg konsistenpula.

5.     Permintaan dukungan, dan izin untukpemindahan ibukota Negara demi pemerataan dan keadilan ekonomi.

Dari kesemua illustrasidiatas tentang Pola piker Semangat dan cara bertindak, Globally ThinkingLocally Act  secara konsisten dijelaskan, apanya, mengapanya, bagaimananya dan syaratnya oleh biografi Ir. Jokowidododan Pidatonya yang diucapkan sendiri pada Pidato kenegaraan tg 16 Agustus 2019.

Tetapi buah yang andaharus buktikan (itu pengalaman saya) : Kebiasaan memandang secara menyeluruh,kontekstual, lengkap dan teliti (globally thinking)  justru membuahkan ketajaman berfikir,kecerdasan dan temuan-temuan mengejutkan untuk membumikan (Locally Act) gagasan-gagasanbaru. Jadi yang dimuka saya katakan syarat sebenarnya buah dari pola dan caraberfikir itu sendiri, seperti terbukti "Blusukan" Jokowi, tokoh cerdas yangdisegani itu.

Sebab ternyatapengalaman bahwa otak itu semakin diajak bekerja dan terrangsang dari banyaksegi fisiknya juga emosi dan indriawinya akan membuat sel-sel saraf menghasilkannutrisi otak yang membantu daya ingat, dan menjadikan sel sel itu sendiri lebihkuat dan bertahan tetap muda. Biasakan berfikir dengan sudut pandang Seluruh Keluarga daripada hanya diri sendiri sebagai suami/isteri/anak   ......

Semoga bermanfaat danbisa diamalkan : Cita Rasa boleh melambung tetapi tindakan tetap harus membumi.Globally Thinking, Locally Act.    Wassalam.

*) Sumber :  1.  AlberthineEndah, Jokowi Menuju Cahaya, Penerbit Tiga Serangkai Solo, 2018. 

         2. Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun