Mohon tunggu...
Astik Wahyu
Astik Wahyu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dampak Perkembangan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi terhadap Psikologi Anak

20 Juli 2018   00:00 Diperbarui: 20 Juli 2018   00:23 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di era perkembangan sekarang ini, gadget telah merajalela. Tidak hanya di kalangan orang dewasa ataupun remaja saja namun dikalangan anak usia dini juga. Hal ini dikarenakan bentuk gadget yang semakin menarik serta aplikasi yang beragam  memudahkan setiap orang untuk mengakses berbagai informasi dari segala aspek kehidupan. Mulai dari pelajaran, fashion, wisata, kuliner, permainan hingga yang lainnya.

Perkembangan gadget pun membuat setiap orang tua berfikir instan dalam mendidik buah hatinya. Sehingga dimasa sekarang ini, bukan hal yang aneh lagi apabila ada orang tua yang menyediakan fasilitas berupa gadget untuk anaknya yang masih berusia dini atau masih dalam usia emas (golden age) (widiawati & sugiman,2014)

Hal ini memang tidak salah, karena orang tua berusaha memberikan hal terbaik untuk buah hatinya. Seperti halnya orang tua mengajarkan anaknya satu langkah lebih maju daripada temannya dengan cara mengenalkan yang namanya teknologi berbasis internet.

Namun dilihat dari zamannya, zaman sekarang adalah zaman yang dapat dikatakan zaman modern yang mana segala dari aspek berita ataupun tontonan tidak melalui tahap penyaringan. Seseorang bebas memuat konten-konten hoax, porno, atau segala hal macam lainnya di jejaring sosial dengan cara yang mudah. Sehingga anak-anak yang belum mengerti atau yang di bawah umur tadi melihat dapat mempengaruhi dari segi perkembangan mereka.  

Hal ini malah memberikan kesan yang sangat disayangkan bagi orang tua untuk buah hatinya. Anak yang seharusnya dalam usia dini dapat menikmati masanya seperti bermain dengan teman sebayanya, bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya, mengekspor dirinya, dan berfikir kreatif dalam menyelesaikan masalah hal ini tidak terealisasikan sehingga anak jauh lebih tidak peka terhadap sekitar. Anak menjadi apatis, dan tidak ingin tahu tentang hal-hal di sekitarnya.

Menurut para pakar pendidikan (dalam Maulida, Hidayah : 2013) "sebaiknya seorang anak dikenalkan pada fungsi dan cara menggunakan gadget saat berusia enam tahun. Karena diusia tersebut perkembangan otak anak meningkat hingga 95% dari orang dewasa. Sebab, jika mengenalkan gadget dibawah usia enam tahun, anak lebih untuk bermain karena anak tertarik dengan visual (gambar) dan suara yang beragam yang terdapat pada gedget.

Seperti mereka yang kecanduan game online menjadikan mereka sendiri pribadi yang individualisme hingga buta dengan permainan tradisionalnya yang lebih mengasyikan. Anak-anak seperti ini adalah anak-anak yang salah dalam perkembangannya. Orang tua memang harus lebih paham akan kegunaan gadget dalam masa perkembangan. Seperti menemani mereka saat menggunakannya, memberikan informasi tentang hal-hal yang tidak baik, hingga membatasi mereka untuk mengoprasikannya.

Disini peran orang tua sangatlan penting karena masa perkembangan adalah masa yang memberi waktu untuk anak lebih mengenal dunia luar dengan mengenal tradisi dan budaya, sehingga terbentuklah psikologi  anak yang baik. Bukan sebaliknya dengan aktivitas yang dilakukan anak jaman sekarang sebagai bentuk dampak perkembangan teknologi dan informasi. Mereka memilih asyik berdiam diri dengan  gadget di tangan yang tanpa disadari merusaknya secara perlahan-lahan pribadi mereka.

Maka dari itu peran orang tua sangatlah penting, karena penggunaan gadget dengan bimbingan yang baik akan menghasilkan feedback yang baik pula. Seperti anak yang masih usia dibawah umur namun sudah pandai dalam desain grafis atau mengoprasikan aplikasi lainnya. Hal ini menjadi feedback yang sangat positif untuk perkembangan anak dan memberikan pelajaran baik untuk orang tua agar memberikan bimbingan yang baik untuk buah hati.

Sumber :

http://jurnal.untan.ac.id/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun