Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Adakah yang Lebih Penting dari Politik?

28 November 2017   19:09 Diperbarui: 28 November 2017   19:21 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Agung. Sumber: Liputan 6

Pertanyaan ini menggelitik saya beberapa waktu belakangan. Salah  satunya karena begitu masifnya porsi berita dan konten politik  bersliweran di media online dan social media tanah air yang saya ikuti.  Beruntun kasus dan isu demi isu politik silih berganti menyesaki  timeline saya.

Yang terkini paling tidak ada 2 isu politik utama;  Gerakan anti PKI dan sidang kasus korupsi Setya Novanto. Di luar itu  ada isu-isu kecil, seperti OTT beberapa kepala daerah oleh KPK,  penetapan Jonru sebagai tersangka ujaran kebencian, serta persiapan  pilkada di beberapa daerah. 

Adakah isu nasional atau lokal yang lebih penting dari hiruk pikuk politik? Saya berani jawab, ada dan banyak.

Ada isu soal potensi bencana alam berupa letusan gunung Agung di pulau  Bali. Ribuan orang yang hidup di sekitar gunung tertinggi di pulau  dewata ini musti diungsikan. Erupsi gunung di Kabupaten Karangasem ini  pastinya akan berdampak pada kehidupan ekonomi Bali yang sangat erat  dengan pariwisata tersebut.

Kemudian ada kasus kekerasan terhadap  anak dan pelajar. Tewasnya Hilarius Christian Event Raharjo (15) akibat  tarung ala gladiator dengan sesama siswa SMA di Bogor, lalu kekerasan  guru TK terhadap siswanya di kawasan Tanjung Duren Jakarta Barat hingga  kekerasan terhadap Muhammad Julian Saputra, siswa SD di Bogor oleh  pasangan suami istri yang mempekerjakan ibu korban di warung nasi milik  mereka.

Jangan lupa juga kasus tewasnya bayi Tiara Deborah  Simanjorang yang diduga akibat kelalaian penangan oleh pihak RS Mitra  Keluarga Kalideres Jakarta Barat. Kelalaian ini diakibatkan status  tunjangan keluarga sang bayi sebagai peserta BPJS yang tidak dicover  pelayanannya oleh pihak rumah sakit.

Serupa juga dengan kasus Ibu  Delvasari yang terpaksa membawa jenazah bayinya yang meninggal di RSUD  Abdul Moeluk Lampung pulang ke rumah naik angkot setelah tak mampu  membayar sejumlah uang yang diminta oknum petugas rumah sakit. Kedua  kasus ini menunjukkan masih banyak sisi pengelolaan kesehatan tanah air  yang muram.

Belum lagi kalau kita melirik makin maraknya  peredaran narkoba di Indonesia. Dengan bintang baru berupa pil  paracetamol, caffeine dan corisoprodol (PCC). Narkoba yang mempunyai  efek halusinasi tinggi ini nampaknya semakin luas tersebar bahkan sampai  ke kalangan anak sekolah. Sebuah ancaman yang sangat mengerikan.

Yang saya sebut di atas hanyalah beberapa kasus saja di luar dunia  politik tanah air yang layak kita beri perhatian lebih. Mereka hanyalah  puncak gunung es permasalahan lokal dan nasional yang mengepung bangsa  kita. Di bawah itu, saya yakin masih lebih banyak kasus lain yang tak  kalah mengerikan yang mengintai, menunggu momen untuk meledak dan muncul  di permukaan.

Jadi, aih-alih kita meributkan soal isu  kebangkitan komunisme yang menurut pandangn banyak tokoh tanah air  sebagai jauh panggang daripada api, atau ribut perkara pembelian senjata  oleh entah Brimob atau BIN, atawa putus bebasnya Setya Novanto dalam  praperadilan kasus e-KTP, mari jangan melupakan kasus-kasus riil di  masyarakat lain.

Politik memang menarik. Dari jaman Ken Arok  menggelar kudeta merangkak terhadap Tunggul Ametung, polemik kekuasaan  era Soekarno, gerakan reformasi 98 yang berhasil menumbangkan Eyang  Soeharto hingga saat ini, politik selalu jadi tema seru untuk  diperbincangkan atau bahkan diperdebatkan. Namun jujur, dampak riil-nya  ke kehidupan publik relatif minim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun