Masjid ini dibangun oleh Raja Gowa yang ke 34, I Makkulau Daeng Serang Karaeng Limbangparang Sultan Husain Tumenanga ri Bundu', atau lebih dikenal dengan nama Maulana Husain. Bangunan yang awalnya hanya seluas 10x10 meter ini dibangun pada tahun 1314 Hijriah atau sekitar 124 tahun yang lalu.
Dari segi bangunannya, Â masjid ini berbentuk persegi enam yang memiliki makna enam rukun iman. Selain itu, terdapat lima anak tangga yang melambangkan lima rukun islam. Menara masjid ini memiliki ketinggian 12 meter sebagai pertanda bahwa pembangunan masjid tersebut dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal. Saat ini, luas bangunan masjid telah mencapai 2000 meter.
Di dalam Masjid ini terdapat puluhan makam khusus tempat dari keluarga Andi Mappanyukki dikebumikan. Makam-makan tersebut terletak di ruangan khusus yang berada di sisi kanan tempat ibadah. Masjid ini terbilang luas, dengan daya tampung sebanyak 1500 orang.
3. Masjid Jami' Nurul Mu'minin
Konon masjid ini dibangun oleh salah satu putra kerajaan Gowa bernama Andi Cincing Karaeng Talengkese'. Ia berinisiatif membangun masjid ini untuk membantu masyarakat yang dulu kesulitan mengakses tempat untuk shalat. Dahulu, masyarakat makassar jika ingin beribadah harus menempuh perjalanan jauh ke masjid jongayya.Â
Untuk memudahkan masyarakat, Andi Cincing membangun masjid ini. Untuk menghormatinya, ia dimakamkan di sebelah bangunan Masjid. Bangunan dari masjid sudah direnovasi hampr 70 persen. arsitektur bangunan masjid mirip dengan bangunan masjid Tua Katangka. Masjid ini memiliki 5 bilik pintu yang menandakan 5 waktu shalat dalam sehari.
 Itulah 3 masjid tertua peninggalan kerajaan Gowa-Tallo. Saat ini, masjid-masjid tersebut tak hanya digunakan sebagai tempat untuk beribadah tetapi digunakan juga sebagai tujuan wisata religi oleh banyak orang dari berbagai negara.Â
Masjid tersebut juga cocok digunakan sebagai tempat tujuan untuk bersafari ramadan. Oleh karena itu, jika sempat berkunjung ke Makassar, jangan lupa untuk mengunjungi situs sejarah tersebut.