Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Penulis - Author | Entrepreneur | Youtuber

Asrul Sani Abu, S.E., M.M. Lahir pada tanggal 08 Juli 1973. Di kota Parepare, Sulawesi Selatan Indonesia. Seorang penulis buku dan pendiri perusahaan PT. Tjorauleng Maega Berkah yang bergerak di bidang jasa angkutan transportasi truk tanki kontainer dan properti. Buku-buku yang telah diterbitkan diantaranya:  1. Manajemen Kebahagiaan 2. Buku novel: Ayat Cinta Sang Pujangga 3. Buku The Masterpiece of Love and Life. 4. Buku sajak: Bukan Syair Biasa. 5. Buku puisi: Sang Wali 6. Buku novel: From Sydney to Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

1st Novel: The Poet's Love Verse (Ayat Cinta Pujangga)

29 Januari 2019   14:37 Diperbarui: 31 Januari 2019   17:03 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, aku sedang duduk sendiri sambil melihat ke seluruh penjuru laut lepas pantai yang berwarna biru. 

Disekelilingku berlimpah hamparan pasir pantai yang bercahaya keemasan, sampai-sampai sinar emasnya yang benderang mampu memantul ke atas langit. 

Dengan tersenyum, aku melihat deburan buih ombak laut biru muda dan berwarna putih yang datang silih berganti.

Seketika, aku melangkah kedepan dan tertarik untuk mengambil air laut yang jernih dan langsung kubasuhkan ke seluruh wajah dan lenganku. 

Seakan telah bersuci, wajah dan seluruh tubuhku seketika menjadi sejuk dan dingin akibat tiupan angin pantai yang lembut dan sepoi-sepoi, terasa nyaman sekali....hingga tak bisa kutolak untuk tersenyum renyah, senyum tipis tapi terasa....

Iya. Hari ini aku tersenyum bahagia...

Damai, tenang dan bahagia sekali. 

Aku tarik nafasku yang panjang, lalu kupejamkan mataku sebentar dan merasakan detak jantung yang bunyinya berirama indah hampir seirama dengan deburan sang ombak...Seakan gerakan ombak ikut terenyum riang bersamaku.

Mendadak, mataku tertuju pada sebuah benda yang terombang ambing di atas lautan. 

Aku beranjak dari tempat dudukku, mengambil benda itu dan membuka isinya. Didalamnya terdapat secarik kertas yang tertulis rapi yang ditulis tak bernama. Kertas didalam kaca itu, sepertinya telah melakukan perjalanan jauh dan panjang. Sebuah kata berhuruf besar tertulis 99 DREAM. Dan dibawahnya ada 99 angka dengan impiannya masing-masing bagai syair tentang kehidupan. 

Aku membacanya dengan perlahan dan seksama di tengah keheningan pantai. Lalu kertas putih itu, aku masukkan kedalam saku dan kubawa pulang bersama. Tulisan yang berisi impian-impian yang belum terjadi, kubawa pulang ke masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun