Mohon tunggu...
asroni hamid
asroni hamid Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanya Tipis

8 November 2017   08:15 Diperbarui: 8 November 2017   09:40 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

# # # # # #

Genderang kampanye telah ditabuh. Dari masing-masing kedua tim sukses praktis mulai bekerja. Sebisa mungkin hal-hal kecil bisa dijadikan momentum besar buat menarik simpatik masyarakat. Contoh kecil, tebar amal Pengobatan Gratis dan Mancing Cup. Padahal seumur-umur mancing saja nggak becus. Cuman gara-gara momen kampanye, mau nggak mau dia juga harus ngikut mancing. Namanya juga tebar kesan baik.

"Jadual kita hari ini adalah bedah rumah. Dan diacara itu kita sudah mendatangkan crew tv dan sejumlah wartawan," ini baru namanya kampanye. Selalu didukung media dan pejabat setempat. Bayangkan jika kampanye sepi publikasi. Ah, rasanya kurang afdhol dan terlalu sunyi.

"Ya pak. Kita juga sudah menemui sejumlah relawan buat mengelu-elukan Pak Mur sebagai dewa penolong wong cilik. Tentu lebih dramatis karna kita sudah latih itu." Jelas Gunawan kepada Pak Mursidi.

"Kerja bagus. Itu yang membuat kredibilitasmu semakin tak ternilai. Aku tertarik itu!" tegas Pak Mur dengan senyum khasnya. Boleh dibilang kampanye calon petahana ini super exstra dan nggak boleh loyo. Karna kalau sampai loyo, bisa jadi ada yang terpeleset. Dan ini nggak boleh terjadi! Sebab terpeleset sedikit saja, dampaknya pasti berantai.

Lalu bagaimana dengan kabar calon Partai Gurem? Ah, sepertinya nggak perlu dibahas. Mulai hari pertama kampanye hanya itu-itu saja reaksinya. Adem ayem. Seakan nggak ada kesan sosialisasi ke warga. Gambar pampletnya saja hanya terpampang dibeberapa sudut. Itupun seukuran minimalis. Wajar saja dari tim lawan menganggap itu promo aqiqah. Bukan layaknya pasang pamplet buat kampanye.


"Sudah menunaikan kewajibanmu sholat Gus?" pak Mur Partai Gurem mengingatkan jadual teratur Agus sebagai pengurus tim sukses calon nomor urut satu ini.

"Njeh Pak, sampun. Terima kasih nasehatnya."

"Satu lagi. Menjadi kholifah itu wajib menjadi contoh yang baik bagi warga. Dan contoh yang baik, itu dimulai dari diri sendiri. Ingat, menjadi kholifah itu murni kehendak Allah SWT. Jadi jangan ditolak saat menjadi kholifah dan jangan dibenci saat gagal menjadi pemimpin." Panjang lebar Pak Mur memberi wejangan. Ini jelas bukan kampanye. Bagaimanapun juga Pak Mur seorang tokoh agama. Jadi wajar setiap bicaranya sarat mauidhoh hasanah. Sebab memberi mauidhoh yang baik, itu jauh meninggalkan carut marut urusan dunia.

"Ada laporan bahwa citra bapak semakin membuat cemas tim sukses calon nomor urut 2 pak," dengan detil Sofyan melaporkan data-data akurat yang telah terjadi dimasyarakat. Hasil yang dia dapat, citra calon nomor urut 1 mulai diterima masyarakat. Tapi dia tetap nggak pede sebab serangan-serangan dari nomor urut 2 makin memojokkan langkahnya.

"Ya sudah. Namanya kompetisi pasti ada situasi begitu. Yang penting kompetisis ini bukan berubah menjadi nafsu. Jadikan kompetisis ini sebagai pendidikan politik yang baik terhadap masyarakat." Selalu itu wejangan Pak Mur. Pantas jika sebagian besar tim suksesnya merasa nggak seperti kampanye. Mungkin bisa dibilang dakwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun