Metode biokonversi maggot BSF yang digunakan Magobox juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Maggot BSF diketahui menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca penyebab perubahan iklim, dua kali lebih rendah dibandingkan metode penguraian sampah konvensional lainnya. Dengan mengolah sampah langsung dari sumbernya di rumah, Magobox membantu mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA) dan meminimalkan emisi gas berbahaya.
Kisah di balik Magobox sendiri merupakan inspirasi. Fathimah Himmatina, seorang ibu rumah tangga dengan latar belakang agribisnis, bersama suaminya, memulai budidaya maggot di rumah pada Agustus 2020. Mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari bau, maggot yang mati, hingga maggot yang kabur ke rumah tetangga. Namun, tantangan ini justru menjadi pemicu untuk menciptakan alat yang lebih baik, sehingga lahirlah Magobox.
Kini, Magobox telah sukses dipasarkan ke lebih dari 50 kota di Indonesia, bahkan hingga ke Malaysia, dengan penjualan mencapai lebih dari 1.000 unit. Magobox juga aktif berinteraksi dengan komunitas melalui akun Instagram @magobox.id dan website resmi magobox.id, menyediakan e-learning tutorial hingga bergabung dengan komunitas "Lalat Baik" untuk pembudidaya maggot skala rumahan.
Kehadiran Magobox bukan sekadar penjualan produk, tetapi sebuah upaya untuk membangun budaya olah sampah dari rumah yang berkelanjutan di masyarakat Indonesia. Ini adalah bukti bahwa inovasi sederhana yang lahir dari masalah sehari-hari dapat menjadi bagian dari solusi global, mengubah limbah menjadi peluang, dan berkontribusi nyata pada masa depan bumi yang lebih bersih dan sehat. Magobox membuktikan bahwa setiap rumah tangga memiliki potensi untuk menjadi pahlawan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
