Mohon tunggu...
Aspianor Sahbas
Aspianor Sahbas Mohon Tunggu... profesional -

alumni pascasarjana Jayabaya,bekerja di Indonesia Monitoring Political Economic Law and Culture for Humanity (IMPEACH)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Demokrasi di Era Digital

9 Oktober 2014   02:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:49 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

DEMOKRASI DI ERA DIGITAL

Oleh : Aspianor Sahbas

Perkembangan demokrasi tidak lagi semata-mata dipengaruhi oleh jaringan sosial yang bersifat konvensional. Jaringan konvensional dimaksud adalah melalui pertemuan-pertemuan tatap muka. Atau perkumpulan-perkumpulan organisasional --- melalui dunia nyata.

Sebagai akibat dari kemajuan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, demokrasi bergerak dengan melibatkan bentuk jaringan sosial melalui perubahan-perubahan yang bersifat online. Atau melalui media internet yang kemudian disebut dengan jejaring sosial.

Pada waktu pemilihan Presiden beberapa waktu yang lalu, siapa saja yang melek internet menyaksikan betapa gegap gempitanya media-media online saling memberikan dukungan atau penolakan terhadap masing-masing calon.

Selain media online, ada juga situs jejaring sosial (social network sites), seperti "facebook", "twitter",  "blog" dll, yang secara tidak langsung ternyata juga mampu memengaruhi proses demokratisasi politik. Tidak saja di Indonesia tapi juga  diberbagai belahan dunia.

Tak dapat dipungkiri, bahwa kepopuleran situs jejaring sosial atau social networking di era globalisasi saat ini telah menjadi sebuah fenomena tersendiri. Situs jejaring sosial pun semakin populer dan akrab dalam pergaulan hidup masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka mendorong ke arah demokratisasi politik  para politisi sudah seharusnya bisa memanfaatkan media jaringan sosial di internet guna menyampaikan gagasan, tindakan, serta melakukan aktivitas politik lain untuk pembinaan konstituen dan masyarakat luas.

Di Indonesia kita juga pernah mencatat betapa significantnya pengaruh jejaring social dalam menggerakan aspirasi masyarakat mendukung kasus agar tidak terjadi proses kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit-Chandra. Kasus Bank Century, dan yang paling mencengangkan  kekuatan jaringan sosial terbukti ampuh dalam menggerakkan massa untuk mengumpulkan koin untuk membantu Prita Mulyasari melawan RS Omni International Alam Sutera pada Desember 2009. “Gerakan Koin Untuk Keadilan” ini mampu meraup koin senilai lebih dari Rp 655 juta! Sebuah gerakan yang dirancang oleh sekelompok orang dengan tujuan jelas: membantu Prita melawan ketidakadilan, dengan mengusung isu rasa solidaritas masyarakat melalui berbagai situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan Blog.

Dahsyatnya situs jejaring sosial khususnya Facebook dan Twitter ditengarai memiliki peran penting dalam gerakan revolusioner di Mesir dan Tunisia yang sukses beberapa waktu yang lalu. Kedua situs jejaring sosial terpopuler ini berperan dalam menyebarkan informasi dan membantu para organisator merencanakan aksi protes mereka. Dipelopori para aktivis kaum muda, berpendidikan, dan melek internet (serta menganggur), mereka menggunakan teknologi sosial untuk membantu memobilisasi massa dalam menggulingkan rezim-rezim lama dan tidak lagi cocok untuk membangun pemerintahan demokrasi baru.

Terpilihnya Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008 juga salah satu tonggak penting dalam sejarah keampuhan situs jejaring sosial dalam mempengaruhi prilaku pemlih. Dengan membangun jejaring sosial My.Barack Obama.com kampanye politik Obama khusus memanfaatkan kekuatan jejaring sosial online dan media sosial (orang ke orang). Strategi Obama menggunakan Web membuat dia dibanding-bandingkan dengan John F Kennedy menggunakan televisi untuk memenangi pemilihan Presiden AS pada tahun 1960. Mereka mampu merubah wajah politik untuk selamanya melalui penggunaan teknologi baru. Situs jejaring sosial My.BarckObama.com, rekor jumlah akunya mencapai 1,5 juta. Para penggunanya dapat membahas kandidat, menyumbangkan uang, dan yang terpenting mengorganisasi kegiatan social di dunia nyata. Para pendukung online membentuk 35.000 grup berdasarkan kedekatan geografis, afiliasi dengan issu tertentu, kesamaan minat dan budaya. Dan pada minggu terakhir kampanye yang kritis, kampanye Obama mengorganisasi seribu lebih acara penggalangan suara lewat telepon.Memobilisasi teman dan anggota keluarga dengan menanda tangani petisi online dan mengirimkan komentar politik lewat SMS, e-mail atau jejaring sosial lainnya.

Dikalangan para ahli komunikasi politik penyampaian pesan-pesan politik yang berlangsung melalui media online atau jejaring sosial di internet dinilai sebagai cara yang cepat, dan memiliki jangkauan yang luas, dapat kontinu, bersifat dua arah (terjadi umpan balik dengan cepat) efisien dan efektif. Dengan demikian model ini juga dapat membangun kohesivitas sosial atau daya ikat sosial yang solid dikalangan konstituen.

Tak heran bila keberadaan media sosial telah meningkatkan partisipasi politik masyarakat, terutama kaum muda. Laporan Pew Internet Project menemukan bahwa jaringan sosial dapat mendorong anak-anak muda untuk terlibat dalam politik. Keterlibatan politik secara online seperti menghubungi para pejabat, menandatangani petisi dan menghimpun donasi meningkat di kalangan orang-orang Amerika Serikat yang lebih kaya dan berpendidikan lebih baik. Meski keterlibatan masyarakat masih berada di kalangan menengah, Internet berkontribusi nyata untuk mendemokratisasikan keterlibatan politik.

Dunia politik,  dunia bisnis, dunia pendidikan dll. tidak dapat lepas dari pemanfatan media. Termasuk pemanfaatan internet yang berkonvergensi dengan media lama (surat kabar, majalah, TV, radio) dan media jejaring sosial (facebook, twitter, blog, dan lain-lain) yang memiliki dampak yang besar terhadap dinamika dan perkembangan semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keberadaan situs jejaring sosial tak terpisahkan dari aktifitas kehidupan manusia sehari-hari, bagaimana tidak, dimana saja kapan saja ratusan juta orang memanfaatkan situs jejaring sosial untuk  keperluan masing-masing. Dari mulai anak-anak, remaja sampai kalangan dewasa dengan latar belakang berbeda-beda memanfaatkan layanan yang tersedia dalam sebuah situs jejaring sosial.  Jalinan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai opsi komunikasi yang ditawarkan, dengan bantuan berbagai fitur situs jejaring sosial yang memanjakan pengguna. Adanya jalinan hubungan antar pengguna ini memudahkan dalam akses pertukaran informasi.

Era Konvergensi Media Teknologi informasi mutakhir telah berhasil menggabungkan sifat-sifat teknologi telekomunikasi konvensional yang bersifat massif dengan teknologi komputer yang bersifat interaktif. Fenomena ini lazim disebut sebagai konvergensi, yakni bergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus. Konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik visual, audio, data dan sebagainya. Kunci dari konvergensi adalah digitalisasi, karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital sehingga dikirim ke dalam satuan bit (binary digit). Karena informasi yang dikirim merupakan format digital, konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu melakukan fungsi audiovisual sekaligus fungsi komputasi (propses pengolahan data dan penghitungan).

Kita memang hidup dalam perkembangan teknologi komunikasi informasi yang bergerak cepat. Jejaring social bergerak cepat dan besar selagi kita menggunakan SMS, Twitter, Facebook, Myspace dll. untuk membangun hubungan dengan semua orang yang kita kenal dan bahkan yang tidak kita kenal.Hal ini seharusnya membuat kita sadar akan pentingnya keterhubungan melalui pemanfaatan media jejaring sosial.

Namun suatu hal yang harus di pahami, sifat alamiah perkembangan teknologi selalu saja mempunyai dua sisi, positif dan negatif. Di samping optimalisasi sisi positif, antisipasi terhadap sisi negatif nampaknya perlu juga diperhatikan sehingga kehadiran teknologi jejaring sosial tetap diarahkan untuk mampu membawa kemaslahatan bersama.

(Catatan dioalah dari berbagai sumber seharusnya ada catatak kaki, namun karena terbatas, catatan kaki tidak kami cantumkan, namun kami tetap menghargai nilai-nilai keilmiahan jika membutuhka verifikasi).

.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun