" Emang aku barang, seandainya dapat cowok yang beringas, apa kamu mau tanggung jawab," ujar Ana dengan muka antara sinis dan mau nangis.
Iwan terdiam, melihat sahabatnya marah, tak biasanya Ana menangis  dan marah  seperti ini,Â
" Aku janji nggak akan mengulanginya lagi, aku akan menjaga kamu dengan baik, aku akan membelamu bila ada yang menyakitkan kamu, aku janji Ana," sembari memegang tangan Ana.
"Janji ya, nggak akan mengulanginya lagi," kata Ana dengan pipi yang masih basah dengan air mata.
" Ia aku janji," sembari menghapus air mata Ana dengan jemarinya."
Akhirnya mereka berdua pulang sembari bergandeng tangan, sahabat sejati, sahabat sehati.
Ana berdiri di dekat jendela, kenangan semasa smp itu sangat berkesan di hatinya sahabat yang selalu menjaganya..Kenangan belasan tahun silam.
Lama Ana memandang foto mereka berdua, sahabat yang menepati janjinya untuk menjaga Ana. Â Kenapa kau tak ceritakan isi hatimu, kenapa kau menyimpannya belasan tahun. Bahwa kau mencintai aku.
Kalau bukan Rozi yang cerita, Ana tak akan pernah tahu bawa Iwan mencintainya. Tapi apa yang harus di sesali semuanya terlambat
 Ana sudah mempunyai keluarga dan seorang anak laki laki yang sering di bawa bermain ke rumah Iwan dan anak Ana pun lengket dengan Iwan.
Ana tidak tahu bahwa Iwan sebenarnya mencintai Ana  sejak duduk di bangku smp, dia menjaga persahabatan dengan baik. Mengorbankan perasaannya demi bahagia sahabatnya.