Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Perempuanku Nyawa bagi Ayahnya

25 Oktober 2020   21:18 Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:11 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Setiap membaca kalimat ini aku menangis, begitu besar dia mengalahkan keegoisannya demi cita citanya.

 

Koleksi pribadi 
Koleksi pribadi 

Ketiga anak anakku punya keistimewaan tersendiri di hati  suami.  Namun setelah kejadian demi kejadian dalam keluarga yang bertubi tubi akan baru tahu bahwa anak gadisku adalah nyawa kehidupan buat suamiku.

Ternyata dalam diam, anakku menyimpan kedukaan, ternyata aku sebagai seorang ibu tidak peka terhadap situasi ini. Aku sebagai seorang istri dan ibu berusaha untuk tidak memperlihatkan lelah, hingga aku tak peka bahwa gadisku menyimpan prahara hatinya sendiri dan itu aku ketahui saat suami akan operasi, terbaca di instragram . Pilu hati rasanya.

Berawal kejadian dua tahun yang lalu, ketika anakku memilih untuk kuliah di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Jauh dari prediksi kami sebagai orang tua.

Namun ini pilihan yang harus kami terima siap atau tidak. Hati ibu mana yang tak terhentak anak gadisnya memilih untuk jauh dari rangkulannya. Dunia di luar penuh dengan kekerasan dan kemunafikan tapi aku harus yakin bahwa ini bagian dari segala perjalanan hidup. 

Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya tiba waktunya untuk jauh dari orang tua,adik dan kakaknya. Tanpa air mata dia berlalu perlahan, menoleh ke belakang pun tidak. Tegar, keras hati mu nak berlalu tanpa menoleh lagi, doa kami selalu agar kau mampu melewati setiap rintangan yang kau hadapi di di depan

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
Tersenyumlah, hingga kau jauh  dari tatapan kami. Siapa yang sangka tegarnya seorang bapak untuk melepaskan kepergian putri semata wayangnya membuat dirinya tumbang dan harus di rawat di rumah sakit pertamina padahal saat itu kita sudah di bandara untuk kembali pulang. 

Dua minggu lebih, terbaring. Diam diam aku mencoba menghubungi pembina yang di Bandung, agar bisa mengirimkan foto kegiatan anak di sana. Sebagai obat yang mujarab bagi ayahnya. 

Setelah melihat deretan foto kegiatan anaknya, dia berangsur angsur pulih dan ingin segera pulang untuk menata kembali harinya yang tertinggal. Lepaskan, ikhlaskan titipkan sama Allah agar anak kita selalu sehat dan bisa mengikuti kegiatan dengan baik.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun